ikut bergabung

Gerak Cepat Balai Perikanan Budidaya Air Payau Respon Aduan Warga, Nur Muflich:  Budidaya Udang Vaname Sesuai SOP

Sulsel

Gerak Cepat Balai Perikanan Budidaya Air Payau Respon Aduan Warga, Nur Muflich:  Budidaya Udang Vaname Sesuai SOP

TAKALAR, UJUNGJARI-Langkah cepat dilakukan Balai Perikanan Budidaya Air Payau, dalam merespon aduan warga terkait adanya limbah dari budidaya udang Vaname yang diduga mencemari tambak warga di Loka, Dusun Bingungbarania, Desa Banyuanyara Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar, Rabu (24/04/2023).

Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau, Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si, bersama  Kepala Bidang Budaya dan Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Takalar, Nurhidayat serta Kepala Kecamatan Sanrobone, Asraruddin Muis turun langsung melakukan koordinasi dengan mengundang Kepala Desa yang diwakili Sekdes, Babinsa dan Bimmas untuk duduk bersama di lokasi Tambak Banyuanyara pagi  10 : 00 hingga  12 : 00 Wita.

Dalam pertemuan tersebut,  Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si menyampaikan “Kami terlebih dahulu berterima kasih kepada LSM dan media atas informasi yang diberitakan  terkait adanya aduan warga. Perlu diketahui bahwa ini bukan Industri tapi ini adalah percontohan budidaya ikan yang baik, untuk dijadikan sampel kepada masyarakat. Begini cara yang benar dan apa yang kami lakukan sesuai dengan hasil penelitian untuk budidaya udang Vaname.

“Tentunya kami tidak ingin sungai dicemari, karena itu sumber kehidupan masyarakat. Selalu ada sampling yang kita kirim ke laboratorium setiap bulan terkait kondisi air, baik yang di dalam tambak, maupun yang kita buang ke tempat pengelolaan limbah. Dan hasilnya sudah Standar Operasional Prosedur (SOP) IPAL,” katanya.

Baca Juga :   Belum Memadai, Legislator PKB Barru Soroti Fasilitas Karantina Perawat RSUD

Kata Nur Muflich, laboratorium yang menjadi uji sampel air, sudah terakreditasi dan harapan kami, instansi Balai Perikanan dan Budidaya Air Payau memberikan pemanfaatan kepada masyarakat khususnya Kabupaten Takalar.

“Wilayah kerja kami bukan hanya Takalar jadi kalau ada informasi atau ada yang harus di koordinasikan, maka kami siap karena wilayah kami dari Kabupaten Takalar, Sulawesi sampai dengan Papua,” kata Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si

Terpisah, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Kajian Strategis (LEKSIS ) Alamsyah Rustam.,S.H sangat mengapresiasi gerak cepat instansi terkait ,yakni Dinas Perikanan Kabupaten Takalar melalui Kabid Budidaya dan Tangkap serta Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar dan Kepala Kecamatan Sanrobone yang begitu mendapatkan informasi langsung melaksanakan rapat untuk mencari solusi tebaik untuk masyarakat.

“Tentunya saya juga tidak tinggal diam, saya mendampingi instansi terkait untuk ke lokasi. Mudah mudahan secepatnya kita mendapatkan solusi bagi masyarakat petani rumput laut,” kata  Alamsyah Rustam.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Takalar H.Baso Sau didampingi Kepala Bidang Budidaya dan Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Nurhidayat mengatakan, selain di Loka, ada juga aduan masyarakat di Taipa, wilayah berbatasan. Warga mengadu banyak kapal serta perahu yang terkadang bahan bakar solar yang digunakan menetes serta mencemari sungai. Kejadian ini, kata dia,  bisa jadi menjadi salah satu penyebab kegagalan panen rumput laut warga.

Baca Juga :   Nyaris Diamuk Massa, Pelaku Jambret Ini Diringkus

Di tempat yang sama, Kepala Laboratorium Uji Kesehatan Ikan dan Lingkungan BPBAP Takalar, Ir. Jenny Masje Muntiaha, M.Si mengatakan, terkait dengan limbah tambak udang, hasil dari metabolisme dari pakan, semua yang mati akan diolah dan itu jadi organik. Hasii olah itu, tidak mengandung  antibiotik serta bahan kimia.

“Kalau sekarang yang dipersoalkan adalah  limbah cair, karena limbah padat itu, tidak keluar, tapi turun mengendap ke dasar tambak.  Ada beberapa tahapan pengelolaan limbah. Mulai dari pengendapan di tempat bakau serta aklimatisasi untuk masuk di sungai dan menjadi pembuangan terakhir.

“Lokasi di Loka, sebagai percontohan tambak udang Vaname jadi sesuai bahasa Laboratorium ada Nitrogen itu bermasalah karena berlebihan kesuburan, harus 0,5 % yang beracun amonia dan sampai di mangrove 0,1 %,” tukasnya.

Kata dia, kalau tambak ini, sudah mendapatkan sertifikasi dari lembaga Independen dan Produk yang kita hasilkan dinyatakan aman. Masyarakat sekitar juga aman dan semua pekerja dari masyarakat sekitar tambak di Dusun Bingungbarania Desa Banyuanyara Kecamatan Sanrobone,” tegasnya.

Sementara itu,  Koordinator Humas BPBAP Takalar,  Ahmad Ihsan Said,S.St.Pi mengatakan, ke depan jika ada aduan, segera disampaikan untuk segera direspon.

Kepala Kecamatan Sanrobone Asraruddin Muis, sangat mengapresiasi langkah cepat Instansi terkait dalam pencegahan pencemaran limbah. (sj)

 

dibaca : 62



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top