GOWA, UJUNGJARI.COM — Saat ini angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gowa masih berada di kisaran 17 persen. Kendati demikian, Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin (DM) selalu optimis, Gowa mampu menihilkan angka kemiskinan ekstrem tersebut, jika sinergi antar OPD (Organisasi Perangkat Daerah) berjalan efektif.
Keoptimisan itu disampaikan Wabup Gowa saat memimpin rapat evaluasi program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Gowa yang digelar di Baruga Pattingalloang, kantor Pemkab Gowa pada Senin (19/5) siang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Evaluasi yang dilakukan ini menitikberatkan pada capaian dan tindak lanjut program prioritas, khususnya penanggulangan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gowa.
Dihadapan para pimpinan OPD tersebut, DM menyebutkan jika program Gowa Bersama yang digelontorkannya bersama Bupati Gowa Husniah Talenrang harus menjadi langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sosial, terutama kemiskinan ekstrem.
DM pun meminta seluruh pimpinan OPD untuk bekerja secara kolaboratif dan terarah dalam mewujudkan target penurunan angka kemiskinan ekstrem hingga 0 persen.
“Seluruh OPD harus menjadi Orang Tua Asuh (OTA) bagi warga miskin ekstrem yang datanya telah tervalidasi. Saat turun lapangan bersama Ketua TP PKK, saya masih menemukan rumah warga yang sangat tidak layak huni, seperti di wilayah Mawang Kecamatan Somba Opu dan Kecamatan Bontonompo Selatan. Hal seperti ini harus segera ditangani,” tegas Wabup DM.
Dikatakan DM, meskipun saat ini angka kemiskinan di Gowa masih berada di kisaran 17 persen, namun dirinya selaku Wabup Gowa sangat optimis bisa nihil atau 0 (nol) persen.
“Kita ingin warga Gowa terbebas dari kategori miskin ekstrem. Dan kita optimis bisa menurunkan angka 17 persen ini ke 9 persen, bahkan kalau bisa sampai 0 persen,” kata Wabup Gowa.
Meski ditekankan harus adanya kolaboratif antar semua OPD, tapi kata DM perlu juga
pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kerja sebelum mereka menerima bantuan. Menurutnya, penerima bantuan harus dibekali keahlian atau keterampilan yang dapat mendukung kemandirian ekonomi keluarga miskin ekstrem ini.
“Masyarakat miskin ekstrem perlu diberi pelatihan lebih dulu agar mereka tidak bergantung. Mereka harus mampu menciptakan penghasilan secara mandiri. Karena itu, saya minta Disnaker memberi ruang dan program pelatihan yang sesuai,” tandas DM.
Sementara itu, Sekretaris Kabupaten Gowa Andy Azis mengatakan, seluruh program dalam 100 hari kerja Bupati dan Wabup Gowa ini dijalankan tanpa menggunakan anggaran APBD. Program dilaksanakan secara sukarela oleh seluruh SKPD, termasuk Bupati dan Wakil Bupati pun juga menjadi OTA bagi warga miskin ekstrem. Dua pimpinan tertinggi Gowa ini masing-masing membina langsung tiga keluarga miskin ekstrem.
“Ini membuktikan bahwa pemerintah hadir langsung membantu masyarakat. Meskipun tanpa anggaran APBD, hasil yang dicapai cukup signifikan dan bermanfaat langsung. Semoga program ini dapat berlanjut menjadi kebijakan jangka panjang dan menjadi referensi dalam pembangunan daerah ke depan,” kata Andy Azis. –


