GOWA, UJUNGJARI.COM — Kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Arifah Fauzi di Kabupaten Gowa pada Jum’at (23/5) lalu membuat senang para anak yang tergabung dalam Forum Anak Hasanuddin Tamallajjua (Fahasta) Gowa dan para anak penyandang disabilitas.
Kegembiraan anak-anak langsung tumpah ketika Menteri P3A menemui mereka yang sudah menanti kedatangan Ibu Arifah Fauzi tersebut di ruang hijau milik penggiat lingkungan di Kecamatan Bontonompo.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kegiatan Botanical Garden tersebut, Ibu Menteri P3A langsung berbaur dan bersantai dengan semua anak yang hadir termasuk para anak difabel.
Ibu Arifah Fauzi dengan wajah teduh dan adem menyapa dan mengajak anak-anak berdialog.
“Sungguh suasana yang membuat adem hati. Keceriaan anak-anak forum yang ada, memberikan penguatan dan komitmen kami di kementerian untuk mengawal masa depan anak-anak lebih baik lagi. Kami tentunya mengusahakan yang terbaik untuk anak-anak yang ada di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan atau di Kabupaten Gowa ini, ” kata Ibu Arifah Fauzi.

Dalam suasana tenang di kawasan teduh dan rindang tanaman ini, Ibu Arifah Fauzi banyak memberikan wejangan kepada para anak untuk terus mengembangkan diri, mengasah potensi diri untuk bisa menjadi generasi yang punya wawasan dan skill yang baik.
Sekitar tiga jam berada di tengah anak-anak tersebut, Ibu Menteri P3A juga melakukan kegiatan penanaman pohon di kawasan ruang hijau setempat dan menikmati suguhan makan siang di alam terbuka. Ibu Menteri yang didampingi Dirjen P3A Desy Andriani dan Stafsus Menteri P3A Prof Majdah AA Nu’mang juga menerima aspirasi dari Forum Anak Fahasta dan anak-anak difabel.
Seperti dikatakan Nurul Kinaya Rustam selaku Ketua Forum Anak Fahasta (Forum Anak Hasanuddin Tamallajjua) Gowa, sejumlah aspirasi diusulkannya ke Ibu Menteri P3A diantaranya terkait pelatihan bahasa isyarat untuk anak-anak disabilitas.
“Kami bersama bunda menteri melakukan dialog tudang sipulung bersama ibu-ibu pendamping dan masyarakat setempat. Alhamdulillah bunda menteri sangat ramah dan beliau mendengarkan kami dengan seksama. Kepada bunda menteri, kami usulkan terkait peningkatan pemberdayaan anak dan meningkatkan fasilitas anak khususnya untuk forum anak, baik itu secara sekretariat maupun lingkungan. Kami juga
mengajukan untuk dapat secara inklusif dalam pemenuhan hak anak baik itu anak disabilitas maupun forum anak, salah satunya adalah meminta kepada bunda menteri agar diadakan pelatihan bahasa isyarat untuk forum anak agar dapat berkolaborasi secara inklusif dengan anak-anak disabilitas atau anak-anak yang memiliki kekurangan dalam berkomunikasi, ” jelas Naya, sapaan Nurul Kinaya Rustam.
Naya yang masih duduk di bangku SMA di Gowa ini berharap kedatangan Ibu Menteri P3A dapat memberikan semangat dan motivasi bagi Forum Anak di Gowa.
Diakui Naya, ada kendala yang masih dialami para anak di Gowa khususnya pelayanan perlindungan dari kekerasan atau perundungan. Hanya saja kendala itu berangsur ditepis dengan hadirnya Dinas P3A Gowa memberikan perlindungan dan selalu mengarahkan.
“Kami sangat berharap bunda-bunda di P3A Gowa tidak bekerja sendiri namun perlu ada kolaborasi dengan beberapa dinas-dinas terkait dalam upaya pemenuhan hak anak baik itu dengan Dinas Sosial maupun Disdukcapil dan dinas lainnya. Intinya, kami ingin dapat berkolaborasi dan terus menginspirasi serta dapat memberdayakan tenaga maupun hak kami sebagai anak yang ada di Kabupaten Gowa ini. Respon bunda menteri sangat terbuka dan sangat mendukung apa saja aspirasi dari kami sebagai seorang anak. Tekad kami selalu bahwa kita anak, kita penting dan anak Gowa terlindungi dan Indonesia maju, ” kata Naya.
Sementara itu Kadis P3A Kabupaten Gowa Kawaidah Alham mengatakan, kunjungan Ibu Menteri P3A ini selain datang untuk berdialog dengan Forum Anak dan anak-anak disabilitas, juga datang dalam rangka melaunching Program Ruang Bersama Indonesia (RBI) dimana Kabupaten Gowa merupakan daerah pertama di Sulsel yang menerapkan RBI dalam penanganan pemberdayaan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak secara kolaboratif dengan semua pihak. –


