GOWA, UJUNGJARI.COM — Tahun 2025 ini, Pemerintah Kabupaten Gowa menargetkan penurunan angka stunting hingga ke angka 16,4 persen. Hal ini menjadi komitmen bagi Pemkab Gowa dan akan diupayakan terealisasi pada tahun ini.
Merujuk capaian penurunan pada tahun 2024 yang berada pada angka 17 persen, Pemkab Gowa gigih dalam upaya percepatan penurunan stunting. Bahkan untuk 2025 ini, Pemkab Gowa menarget tembus ke angka 16,4 persen.
Untuk bisa mencapai target penurunan 6 persen, Pemkab Gowa pun telah merancang sebuah skema khusus. Rancangan ini diharapkan mampu menjadi cara jitu percepatan penurunan.
Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa, Wabup Gowa Darmawangsyah Muin mengatakan, pemerintah kabupaten akan fokus pada program gizi dengan menyusun alur perencanaan dan penganggaran penuntasan stunting ini.
“Pada 2025 ini kita punya target mencapai prevalensi 16,4 persen. Kami yakin bisa capai target tersebut, ” kata Darmawangsyah Muin saat menghadiri Lokakarya Komitmen untuk Gizi dari Bukti Menuju Dampak yang digelar Pemprov Sulsel di ruang rapat pimpinan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, di Makassar pada Selasa (15/7).
Lokakarya ini menjadi forum penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menciptakan program gizi yang terarah, terintegrasi dan berkelanjutan.
Dalam momen itu, Wabup Gowa menyampaikan, capaian positif Kabupaten Gowa dalam menurunkan angka stunting terlihat berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gowa. Dimana prevalensi stunting periode 2024 berhasil ditekan hingga 17 persen lebih rendah dari rata-rata provinsi Sulawesi Selatan. Hasil tersebut, menunjukkan tren penurunan yang baik.
“Kami optimis angka ini akan terus menurun, bahkan bisa lebih rendah dari target nasional yakni 14 persen, ” kata DM, sebutan popular Wabup Gowa ini didampingi Kepala Bappeda Gowa Sujjadan dan Kadis PPKB Gowa Sofyan Daud dan dinas terkait lainnya.
Darmawangsyah pun menguraikan, bahwa capaian penurunan stunting Kabupaten Gowa sejak 2022 masih berada pada angka 33 persen, kemudian turun ke angja 21,1 persen pada tahun 2023. Dan pada 2024 kemarin turun lagi menjadi 17 persen. Capaian ini, tentunya merupakan hasil dari perencanaan dan penganggaran yang berbasis data serta implementasi program yang konsisten.
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja pun memberikan apresiasi atas kinerja dan komitmen para Ketua TPPS di Sulawesi Selatan, termasuk TPPS Kabupaten Gowa.
Henky menilai, perhatian dan keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan adalah pondasi penting dalam penanganan masalah stunting di Indonesia.
“Saya sangat senang melihat antusiasme dan kerja nyata dari para ketua tim di kabupaten kota di Sulsel. Ini adalah bentuk komitmen bersama yang sangat dibutuhkan dalam mengatasi persoalan gizi anak,” kata Henky.
Henky mengatakan, tantangan gizi di Indonesia kini semakin kompleks. Selain stunting, masalah obesitas pada anak juga mulai menjadi ancaman di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat.
“Kita tidak boleh lengah. Baik kekurangan maupun kelebihan gizi berdampak langsung pada tumbuh kembang anak, yang kemudian akan mempengaruhi produktivitas dan daya saing bangsa. Karena itu, pentingnya investasi gizi untuk mendukung terwujudnya generasi emas Indonesia 2045. Penanganan gizi adalah investasi jangka panjang. Ini bagian dari strategi membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia,” kata Henky.
Dipaparkan Henky, Sulawesi Selatan berhasil mencatat penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data, angka stunting di Sulsel tahun 2019yang semula 27,4 persen turun 23,3 persen pada tahun 2023 lalu. Penurunan ini tambah Henky, sebagai bukti adanya sinergi lintas sektor yang semakin kuat dan terarah. Dia pun berharap sinergi tersebut mampu dipertahankan dan ditingkatkan. –
