GOWA, UJUNGJARI.COM — Pemerintah Kabupaten Gowa terus berkomitmen untuk menuntaskan penyakit tuberculosis atau TBC. Terbukti dari 3.403 pasien yang menyebar pada 18 kecamatan di Gowa, sebanyak 30 persen atau 1.021 orang pasien tengah menjalani pengobatan. Jumlah ini hasil evaluasi temuan kasus ternotifikasi di Kabupaten Gowa untuk tahun 2025.

Berdasarkan SPM atau standar pelayanan minimal, penanganan kasus TBC di Kabupaten Gowa per Januari hingga Agustus 2025, sudah berada pada persentase 78 persen atau 14.257 dari target 18.378 orang yang berhasil discaning TBC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sesuai SPM, penanganan TBC kita sudah di angka 14.257 orang dari target 18.378 orang untuk tahun 2025 yang discaning TBC. Dan treatment coverage yang sementara berobat sudah 30 persen atau sebanyak 1.021 orang pasien dari target 3.403 orang pasien, ” kata dr Gaffar selaku Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa.

Dikatakannya, sebagai bentuk komitmen Pemkab Gowa dalam penanganan TBC ini,
Bupati Gowa Husniah Talenrang bersama instansi terkait mengikuti rapat penguatan komitmen dan aksi nyata upaya percepatan penanggulangan tuberculosis (TBC) berkelanjutan khusus pada daerah dengan beban TBC yang tinggi. Rapat secara virtual ini diikuti Bupati Gowa di ruang Peace Room, kantor Bupati Gowa pada Selasa (26/8).

Rapat yang digelar secara nasional oleh Kemendagri yang dihadiri forum 8 gubernur khusus untuk percepatan eliminasi tuberkulosis yang berlangsung di gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri Jakarta tersebut, dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan diikuti seluruh pemerintah kabupaten kota se Indonesia juga yang ada di Sulawesi Selatan, termasuk Pemkab Gowa.

Pada virtual tersebut, Mendagri Tito Karnavian memerintahkan seluruh kepala daerah mulai dari gubernur, walikota hingga bupati menggunakan otoritas serta kewenangan yang dimiliki untuk menangani penyakit TBC ini.

Ditegaskan Tito bahwa penyakit TBC ini masih menjadi masalah terbesar yang dialami masyarakat Indonesia. Karena itu penanganannya harus lebih intensif melalui kerjasama lintas sektoral. Menurut Tito jika ditangani intensif secara kolaborasi semua pihak maka TBC akan bisa dientaskan.

Tito mencontoh kasus pandemi Covid yang melanda semua negara termasuk di Indonesia pada tahun 2019 silam. Covid-19 ini kata Mendagri, saat itu masih sulit ditemukan vaksin penawarnya. Namun karena berkat kerjasama semua pihak secra simultan, Covid-19 akhirnya mampu dikendalikan cepat dan efisien.

Cara inilah yang diharapkan Tito bisa diterapkan pada penanganan TBC ini. Mendagri Tito mengatakan, pemerintah pusat terus berupaya mengatasi hal tersebut dan dia pun berharap semoga dengan kolaborasi semua sektor, semua pihak, TBC dapat ditangani maksimal.

Alasan Mendagri meminta seluruh kepala daerah untuk serius menangani TBC ini sebab secara Global Tuberculosis Report 2024 diperkirakan dalam 200 tahun terakhir terjadi 1 miliar kematian akibat TBC. Menurut data tersebut, pada 2024 kasus TBC di Indonesia diperkirakan mencapai 1.090.000 kasus dengan angka kematian 125.000. –