GOWA, UJUNGJARI.COM — Bumi Indonesia berkabung. Peristiwa tahun 1998 kembali terulang. Masyarakat Indonesia berharap peristiwa yang terjadi di Jakarta dimana aksi demo masyarakat terjadi kemarin tidak sampai menambah korban lagi.
Hal sama terjadi dalam demo gabungan masyarakat di Kota Makassar, Sulsel. Kantor DPRD Kota Makassar dibakar Jumat (29/8) malam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah kendaraan baik roda dua maupun empat hancur dibakar massa. Pedihnya karena pembakaran gedung rakyat ini juga menelan korban jiwa. Tiga jiwa melayang, satu orang dalam kondisi kritis dan sejumlah lainnya luka-luka akibat terjebak dalam kebakaran kantor wakil rakyat Makassar semalam.
Belum hilang asap puing-puing kebakaran gedung dewan, kini beredar di grup-grup WhatsApp tentang rencana aksi demo yang dengan tujuan kantor DPRD Kabupaten Gowa dan DPRD Sulsel sebagai rencana titik aksi pada Sabtu (30/8) siang ini.
Merujuk kejadian ini para politisi di Gowa pun angkat bicara. Seperti disampaikan Wakil Ketua DPRD Gowa Hasrul Abdul Rajab (HAR). Melalui testimoni ke berbagai media online, HAR menyatakan prihatin atas peristiwa yang telah melanda negeri saat ini.
“Saya tidak menyalahkan siapa pun. Saya sangat memahami perasaan masyarakat. Kami DPRD Gowa sangat memahami kondisi saat ini, tapi kita juga harus sama-sama memahami bahwa tentu keadaan/kondisi seperti ini tidak harus direspon atau disikapi dengan pendekatan-pendekatan yang bisa menimbulkan masalah baru dan menimbulkan persoalan baru. Apalagi kita di Gowa ini masih memiliki pertalian saudara/keluarga satu sama lain. Paraikatteji anne (kita semua bersaudara, red). Bahwa di tempat lain sedikit bergejolak tentu kita juga sayangkan dan kita tidak bisa ikut-ikutan dengan cara itu,” kata HAR dalam pesan WhatsAppnya kepada ujungjari.com Sabtu (30/8) pada pukul 11.55 Wita.
Politisi Partai Gerindra Gowa ini mengatakan, orang Gowa punya falsafah.. ‘Manna Ronrong Linoa, Gesara’ Butta Maraeng Tu Gowayya, Siama-ama’ Tonji’.. (Biar dunia diguncang, bumi bergolak, daerah lain bergejolak, masyarakat Gowa tetap damai, red).
“Falsafah ini mengajarkan kita untuk saling menyayangi satu sama lain. Karena itu saya mengajak saudaraku semua masyarakat Gowa untuk kita bersama-sama menjaga daerah kita ini tetap kondusif. Tetap dalam bingkai kebersamaan. Bahwa di Gowa juga ada unjuk rasa, ada demo, ada penyampaian aspirasi, bagi kami tidak ada masalah dan kami anggap hal normal dalam negara demokrasi. Tapi kita harapkan aspirasi itu disampaikan sesuai dengan aturan perundang-undangan. Kita semua berkewajiban menjaga ketertiban secara bersama, sebab tertib itu juga menjadi kebutuhan bersama. Dan saya sebagai anggota DPRD Gowa sekaligus sebagai pimpinan DPRD Gowa akan mendengar dan menerima aspirasi dan bahkan kritikan sekalipun yang disampaikan masyarakat,” kata HAR.
Ditegaskan HAR, hal-hal yang menjadi kewenangan DPRD Gowa akan dibahas dan diputuskan dan hal-hal yang bukan kewenangan DPRD Gowa juga akan diputuskan dengan cara menindaklanjuti/menyampaikan kepada yang mempunyai kewenangan.
“Jadi kami akan memutuskan hal-hal yang menjadi kewenangan kami di DPRD Gowa dan kami juga akan memutuskan untuk menindaklanjuti dan menyampaikan hal-hal (aspirasi rakyat) kepada yang mempunyai kewenangan. Semisal, kalau aspirasi itu adalah kewenangan pusat, maka kami akan sampaikan ke pusat. Karena itu saya menyerukan kepada masyarakat untuk tetap menjaga bersama kondisi di Gowa agar tetap kondusif. Mari kita jaga bersama-sama, ” ajak HAR. –


