GOWA, UJUNGJARI.COM — Pada tahun 2024, angka kemiskinan di Kabupaten Gowa berhasil ditekan menjadi 7,84 persen. Suatu daerah baru bisa dikatakan maju jika masyarakat miskinnya semakin berkurang.

Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa terus memperkuat validasi dan akurasi data kesejahteraan sosial. Salah satu yang dilakukan adalah melaksanakan Bimtek serta pendidikan dan pelatihan verifikasi serta validasi Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan ini diikuti sekira 69 operator dan pengisi data SIKS-NG Desa Kelurahan yang dilaksanakan Dinas Sosial Kabupaten Gowa di Hotel Grand Imawan Makassar pada Rabu (5/11) kemarin.

Pada kesempatan itu, Bupati Gowa Husniah Talenrang hadir bersama Sekretaris Kabupaten Gowa Andy Azis Peter, Kepala BPKD Mahmud Sila, Kadis Dukcapil Edy Sucipto dan Sekdis PM-PTSP Ari Syafardini.

Saat memberikan arahan dalam kesempatan membuka resmi bimtek tersebut, Husniah menekankan bahwa perbaikan dan pembaruan data menjadi pondasi utama dalam penentuan kebijakan sosial di Kabupaten Gowa.

“Tidak boleh lagi ada salah-salah data. Kita sering kali mengalami masalah karena data yang tidak akurat,” tegas bupati.

Husniah mengatakan, selama ini pemerintah fokus memenuhi kebutuhan dasar masyarakat baik melalui pendidikan, kesehatan dan peningkatan pendapatan agar pengangguran bisa terus ditekan. Ini salah satu cara menekan angka kemiskinan melalui pengangguran.

“Kita harus memperkuat kualitas data sosial agar setiap program benar-benar tepat sasaran. Dan pada pelatihan ini, merupakan
kesempatan kita memperbaiki data secara akurat agar sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Karena dari data inilah lahir kebijakan yang menyentuh kehidupan masyarakat secara nyata. Program seperti PKH, BPNT, BLT hingga PBI, Jaminan Kesehatan akan efektif jika datanya benar dan update selalu,” tandas Husniah.

Bupati Gowa meminta seluruh operator desa dan kelurahan sebagai ujung tombak dalam pengumpulan dan pembaruan data sosial masyarakat dapat betul-betul bekerja dengan baik.

“Setelah pelatihan ini, semua operator harus benar-benar paham tugasnya. Lakukan pendataan sesuai kondisi di lapangan. Semoga kerja keras kita ini menjadi bagian dari perjalanan panjang mewujudkan Gowa yang lebih maju, berkeadilan dan berkelanjutan,” tegas bupati.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gowa Firdaus menjelaskan kegiatan bimtek ini menjadi wadah bagi para operator untuk memahami mekanisme baru penentuan desil dalam sistem SIKS-NG yang kini terintegrasi dengan DTSEN.

“Ada mekanisme baru dalam penentuan desil, sehingga kegiatan ini sangat penting khususnya dalam penginputan data dan proses validasi,” papar Firdaus.

Disebutkannya, hasil monitoring dan evaluasi tahun 2024 menunjukkan masih ada sejumlah desa dan kelurahan yang tengah mengalami pergantian operator, sehingga dibutuhkan pelatihan untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang data sosial.

“Dengan terbitnya Inpres Nomor 4 dan 8 Tahun 2025 tentang perubahan DTKS menjadi DTSEN, operator perlu memahami cara pengelolaan data yang baru agar pelaporan dan penggunaannya bisa dilakukan secara optimal,” jelas Kadis Sosial.

Para operator pun diharap dapat mengoptimalkan kemampuan dalam mengelola data, sehingga data yang dihasilkan benar-benar valid, mutakhir dan dapat dipertanggungjawabkan. –