TAKALAR, UJUNGJARI-– PT. Jaya Etika Beton, angkat bicara terkait sorotan warga atas proyek rehabilitasi jaringan irigasi D.I. Pammukulu di Dusun Bontomanai, Desa Bontomanai, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
Helmi selaku Kepala Proyek PT. Jaya Etika Beton, memberikan penjelasan resmi terkait sorotan warga soal kualitas material dan transparansi pelaksanaan proyek yang menggunakan APBN 2025 dengan nilai kontrak Rp 29,8 miliar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Soal dugaan penggunaan batu gunung bercampur tanah yang disebut berasal dari tambang diduga ilegal di Bulujaya, Helmi menegaskan bahwa seluruh material yang digunakan telah melewati proses seleksi ketat sesuai spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam kontrak.
“Kami akan segera melakukan investigasi dan pengujian ulang di lapangan. Jika ditemukan ketidaksesuaian, kami akan ambil langkah korektif sesuai ketentuan yang berlaku. Kualitas dan kekuatan bangunan menjadi prioritas utama kami,” ujar Helmi.
Terkait absennya papan informasi proyek di lokasi pekerjaan, Helmi mengakui adanya kelalaian dari pihaknya. Ia menyatakan bahwa pemasangan papan informasi merupakan kewajiban yang akan segera dipenuhi demi menjamin keterbukaan kepada publik.
“Kami mohon maaf atas kelalaian ini. Papan informasi akan segera kami pasang agar masyarakat dapat mengetahui detail proyek secara terbuka,” jelasnya.
Helmi juga menekankan bahwa proyek ini merupakan bagian dari program strategis untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Takalar. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen penuh menyelesaikan pekerjaan ini tepat waktu dan dengan mutu terbaik dan sesuai spesifikasi.
Sesuai jadwal, Proyek rehabilitasi irigasi D.I. Pammukulu dikerjakan selama 210 hari kerja, mulai 23 Mei hingga 18 Desember 2025, di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, melalui SNVT PJPA dan PPK Irigasi dan Rawa III.
Helmi mengapresiasi perhatian masyarakat dan menyambut baik kritik sebagai bentuk kontrol sosial. Ia memastikan bahwa pihaknya akan menjalankan proyek ini dengan penuh tanggung jawab.
“Masukan dari masyarakat sangat penting bagi kami. Ini akan menjadi bahan evaluasi dan dorongan agar kami bekerja lebih baik,” pungkas Helmi.
Sebelumnya, Kamaluddin Daeng Tojeng, warga Dusun Bontomani yang juga penerima manfaat irigasi, menyampaikan kekhawatirannya terkait kualitas material dan ketidakhadiran papan proyek. Ia berharap instansi terkait segera melakukan pengawasan ketat.
“Kami khawatir pekerjaan ini asal jadi. Kami minta pihak Balai Pompengan segera turun tangan karena proyek ini penting untuk pertanian kami,” kata Kamal, Rabu (16/07/2025). (*)


