MALILI,UJUNGJARI.COM–Anggota DPRD Luwu Timur dari PDI Perjuangan, Andi Ahmad, S.A.N., melakukan reses perorangan di Balai Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, Kamis (14/8(. Di depan ratusan warga, Ahmad menyatakan komitmennya membangun desa dan menggerakkan ekonomi masyarakat.
Suasana pertemuan berlangsung akrab. Warga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan aspirasi mulai dari infrastruktur, kebutuhan alat pertanian, hingga dukungan modal usaha.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai anggota legislatif dan mantan Kepala Desa Ledu-ledu, Ahmad mengaku memiliki tanggung jawab secara moril untuk melanjutkan pembangunan di desa ini.
“Kenapa saya berikan ke desa ini? Karena masih banyak program yang belum tuntas saya laksanakan ketika menjabat kepala desa. Saya ingin memastikan semua yang sudah direncanakan bisa terealisasi,” ujarnya.
Ia mengatakan salah satu bentuk perhatian terhadap desa ini dilakukannya melalui program pokok-pokok pikiran (pokir) di DPRD Luwu Timur. Ia mengatakan pokir merupakan salah satu instrumen penyaalur aspirasi masyarakat.
Bagi Andi Ahmad, Pokir bukan sekadar formalitas, melainkan sarana nyata untuk melanjutkan visi pembangunan yang pernah ia jalankan sebagai kepala desa.
“Saya tidak ingin program berhenti di tengah jalan. Pokir adalah jembatan untuk menuntaskan pekerjaan yang belum selesai,” jelasnya.
Tahun ini, kata dia, dari pokir tersalur Rp1,6 miliar yang akan digunakan untuk membangun jalan desa dan pengadaan alat pertanian. Infrastruktur jalan diharapkan memperlancar mobilitas warga serta mempercepat distribusi hasil pertanian ke pasar.
Bantuan alat pertanian seperti hand traktor atau traktor multifungsi akan diberikan kepada kelompok tani. Menurut Andi Ahmad, peralatan modern mampu menghemat waktu dan tenaga petani, sehingga produktivitas meningkat.
Tidak hanya fokus pada infrastruktur, Andi Ahmad juga mengalokasikan Rp500 juta untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dana ini akan disalurkan langsung per kepala keluarga (KK), masing-masing Rp2,5 juta, untuk modal usaha.
“Sistem penyaluran per KK ini lebih efektif dibanding per kelompok, karena setiap keluarga bisa langsung mengelola dana sesuai kebutuhan usahanya,” terang Andi Ahmad.
Kebijakan ini diharapkan memicu pertumbuhan ekonomi rumah tangga, terutama bagi ibu-ibu yang menjalankan usaha kecil seperti kuliner, kerajinan, maupun perdagangan harian. (bs)


