MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Praktik joki tidak hanya terjadi dalam penerimaan mahasiswa baru. Praktik serupa juga terjadi di lingkungan kepolisian.

Belum lama ini terungkap praktik mafia joki penerimaan Bintara Polri di jajaran Polda Sulsel. Modusnya pengawas ujian membantu mengerjakan soal calon siswa saat tes akademik dengan menggunakan aplikasi chat gpt.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kabarnya praktik ini melibatkan belasan bintara baru Polda Sulsel. Mereka memang merupakan panitia pengawas ujian yang berlokasi di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Makassar.

Calon siswa yang dibantu membayar biaya tertentu kepada joki. Nilainya bervariasi. Mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta.

Bidang Propam Polda Sulsel sudah menangani kasus ini. Belasan Bintara yang menjadi joki sudah diperiksa. Calon siswa Bintara yang terbukti dibantu juga digugurkan dalam seleksi.

Pasalnya salah satu calon siswa berinisial W yang bukan dibantu jaringan joki juga menjadi korban. W yang shok dan tidak terima putusan panitia mengalami depresi dan kini menjalani perawatan intensif di salah satu balai pengobatan.

“Anak saya drop. Sakit dan depresi. Anak saya tidak bayar. Anak saya tidak masuk jaringan itu. Kenapa diancam dan mendapatkan perlakuan kekerasan dari panitia. Ini saya tidak terima,” kata orang tua siswa dari Bone.

Kepala Bidang Propam Polda Sulsel, Kombes Zulham Efendy, S.IK yang dikonfirmasi terkait kasus ini, akan menindak tegas anggota yang terlibat, dan casis yang terlibat akan di diskualifikasi. “Anggota yang terlibat kita proses dan casis yang terlibat kita diskualifikasi,” kata Zulham via WA.

“Yang terbukti curang akan di diskualifikasi,” tegasnya. (**)