GOWA, UJUNGJARI.COM — Membaca keras dan membaca nyaring itu beda. Membaca keras itu penuh power mengeluarkan kalimat sedang membaca nyaring salah satu kategorinya adalah berintonasi, punya artikulasi jelas dan memperhatikan tanda baca serta penuh ekspresi.
Banyak orang kurang paham tentang membaca nyaring dan membaca keras. Menurut Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gowa Mustamin Raga, Rabu (16/7), nyaring dan keras itu adalah dua diksi yang hampir sama tapi beda. Karena itu masyarakat perlu tahu, apa perbedaannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Membaca nyaring merupakan kegiatan membacakan buku yang dikemas dengan menarik dan dilakukan dengan cara menyenangkan.
Dikatakan Mustamin, membaca nyaring menjadi metode yang dapat dilakukan dengan mudah, praktis dan dapat dilakukan oleh siapa saja baik di lingkungan keluarga oleh orang tua, di lingkungan sekolah oleh guru ataupun di lingkungan masyarakat melalui peran para pustakawan dan pegiat literasi.
Disebutkannya, berdasarkan hasil kajian yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 2024 menyatakan bahwa tingkat kegemaran membaca di Kabupaten Gowa masuk dalam kategori tertinggi kedua di Sulsel dengan skor 90,79.
“Ini membuktikan bahwa masyarakat Kabupaten Gowa telah memiliki kesadaran bahwa pentingnya berliterasi dalam berinteraksi. Olehnya itu untuk lebih meningkatkan kegemaran masyarakat Kabupaten Gowa maka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gowa melaksanakan kegiatan bimtek membaca nyaring ini bagi guru, orangtua siswa dan pustakawan atau pegiat literasi, ” jelas Mustamin.
Sementara Nisfu yang juga adalah Fungsional Madya Dinas Perpustakaan Sulsel, mengatakan ada teknik yang dilakukan dalam membaca nyaring dan ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika akan membaca nyaring.
Disebutkan Nisfu, membaca nyaring adalah langkah sederhana yang bermanfaat untuk menstimulasi otak anak merangsang imajinasi, menambah kosakata serta melatih kemampuan mendengar dan membaca anak.
“Metode membaca nyaring dimulai dengan membaca pembaca, menyebutkan judul buku, mengenalkan penulisnya, ilustratornya dan membacakan buku kepada anak-anak, ” kata Nisfu yang juga adalah pendongeng ini.
Sementara salah seorang ibu rumah tangga yang pernah ikut dalam Bimtek Membaca Nyaring ini mengatakan kehadirannya dalam Bimtek ini ternyata sangat bermanfaat sekali. Ibu rumah tangga bernama Nurul ini mengaku wawasannya lebih bertambah dan kini tahu apa itu membaca nyaring, bagaimana mendongeng, bertutur dan sebagainya.
“Yang jelas, dengan cara baca nyaring ini, meningkatkan daya nalar anak, ” kata Nurul. –


