GOWA, UJUNGJARI.COM — Pemerintah Provinsi Sulsel meluncurkan Inovasi Aksi Stop Stunting (ASS). Inovasi ini diadakan untuk memaksimalkan intervensi kepada seluruh balita (bayi lima tahun) yang telah terkena stunting.

Khusus di Kabupaten Gowa, program ASS ini akan diberlakukan pada 21 desa kelurahan yang masuk dalam lokus intervensi. 21 desa kelurahan sebagai lokus ini dengan jumlah sasaran intervensi sebanyak 30 balita dan 2 ibu hamil di setiap desa dan kelurahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masing-masing desa kelurahan lokus ditempatkan satu orang Tenaga Pendamping Gizi Desa (TPGD) begitupun dengan kader pendamping ditambah Ketua TP PKK desa kelurahan yang membantu jalannya program.

Bupati Gowa Husniah Talenrang menilai program ASS adalah kebijakan tepat. Pemkab Gowa pun sangat mendukung penuh.

Diakui Husniah, untuk sinkronisasi program daerah dan pemprov, pihaknya terus melakukan koordinasi agar sasaran intervensi yang dilakukan oleh Kabupaten Gowa dan Program ASS akan berbeda, sehingga semakin banyak anak stunting yang diintervensi.

“Di semua Puskesmas sudah berjalan PMT Lokal (Pemberian Makanan Tambahan berbasis pangan Lokal) sehingga tentunya sasaran yang telah kami intervensi ini tidak dimasukkan lagi dalam sasaran intervensi pada Program ASS. Insha Allah dengan program ini, percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gowa akan terwujud,” kata Bupati Gowa.

Husniah mengapresiasi dan menyatakan dukungannya terhadap inovasi ASS Pemprov Sulsel yang resmi diluncurkan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Baruga Asta Cita, Rujab Gubernur Sulsel, Makassar, Jum’at (25/7) lalu.

“Upaya ini akan sangat membantu daerah termasuk Gowa dalam melakukan intervensi kepada balita yang telah terkena stunting. Apalagi saat ini kita memang sangat konsen dalam penurunan stunting di Kabupaten Gowa, sehingga dengan adanya inovasi ASS ini tentu akan sangat membantu kita dalam memberikan intervensi kepada anak stunting,” terang Husniah.

Untuk diketahui, jumlah prevalensi stunting di Kabupaten Gowa dalam tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan yang signifikan yakni tahun 2022 berada di angka 33 persen, kemudian menjadi 21,1 persen di tahun 2023 dan posisi di angka 17 persen di tahun 2024 kemarin.

Khusus Sulsel, seperti dikatakan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, Program ASS ini akan melayani anak penderita stunting sebanyak 15.120 anak pada 504 desa kelurahan di Sulsel, dimana pihaknya akan memastikan betul program ini berjalan dengan baik dan tepat sasaran.

“Kita akan melibatkan 1000-an kader gizi TPGD dan ada sekitar 1000-an kader PKK di tingkat desa kelurahan. Tugasnya memastikan dan mengawasi anak penderita bisa terlepas dari stunting. Nantinya akan ada template pelaksanaan kegiatannya khususnya jam makan, edukasi dan lainnya untuk memastikan makanan tersebut sampai dan masuk ke penderita stunting yang diintervensi,” tandas gubernur. –