GOWA, UJUNGJARI.COM — Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman bersama Kajati Sulsel Agus Salim, Bupati Gowa Husniah Talenrang dan pimpinan DPRD Gowa Hasrul Abdul Rajab meninjau langsung progres pengerjaan konstruksi bendungan Jenelata yang terletak di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. Peninjauan ini dilakukan pada Selasa (21/10) siang.
Pada peninjauan itu, Gubernur Sulsel mengapresiasi tinggi terhadap percepatan mega proyek beranggaran Rp4,1 Trilyun ini. Saat ini, dari pemantauan langsung di lokasi proyek, kondisi pembangunan konstruksi bendungan sudah hampir mendekati 20 persen dari target rampung fisik pembangunan hingga 2028 mendatang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gubernur Sulsel mengatakan, pihaknya yakin proyek ini berlangsung sesuai rencana sebab ada Kejaksaan Tinggi yang sangat aktif dan proaktif mengawal pelaksanaan khususnya pada pembebasan lahan dan pendampingan.
“Luar biasa progresnya, sudah hampir 20 persen. Kami ingin akselerasi konstruksi berjalan lebih cepat lagi, karena proyek ini sangat penting sebagai investasi untuk petani dan masyarakat kita, sekaligus sebagai pengendali banjir dan penggerak ekonomi di bidang pertanian dan pariwisata,” kata gubernur.
Sebagai bentuk dukungannya, Gubernur ASS berharap dilakukan rapat atau pertemuan rutin setiap dua bulannya untuk memastikan progres berjalan sesuai perencanaan yang ada.
“Saya bersama Bupati Gowa akan selalu kesini, minimal dua bulan untuk mengecek progresnya, kalau bisa ada jadwal rutin rapat disini bersama seluruh pihak yang terlibat,” tandas Gubernur Sulsel.
Hal sama dikatakan Bupati Gowa Husniah Talenrang, mendampingi kunjungan lapangan Gubernur Sulsel tersebut di lokasi proyek bendungan Jenelata.
Husniah menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Gowa dalam mendukung, agar bendungan yang merupakan proyek stategis pemerintah pusat ini berjalan dan dapat segera difungsikan sesuai target.
“Hari ini, saya bersama Pak Gubernur, Pak Kajati serta Kepala BBWSPJ (Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang) melakukan peninjauan di lokasi proyek bendungan Jenelata. Disini kami semua berdiskusi untuk menyelesaikan seluruh permasalahan-permasalahan yang ada agar tidak menghalangi proses pembangunan bendungan Jenelata ini,” kata Bupati Gowa.

Husniah pun berharap pembebasan lahan tahap IV yang dilakukan pihak BBWSPJ ini bisa rampung sesuai target pada Februari 2026 mendatang.
“Inshaa Allah kami sudah sepakat bersama pak Gubernur dan pak Kajati akan rutin memantau dan turun lapangan per dua bulannya untuk melihat sejauh mana progres pembangunan ini berjalan,” kata Husniah.
Bupati Gowa pun memastikan persoalan pembebasan lahan tahap IV, rampung sesuai yang ditargetkan pada, Februari 2026 nanti.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel Agus Salim mengakui jika progres pembangunan bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.
“Proyek strategis nasional yang beranggaran Rp4,1 Trilyun ini akan membawa dampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Selatan.
“Saya sudah mendampingi pembangunan Jenelata ini hampir satu tahun enam bulan. Sekarang, Alhamdulillah, progresnya luar biasa. Bahkan sudah hampir 20 persen,” terang Kajati.
Dikatakan Agus Salim, dari total anggaran Rp4,1 Trilyun, sekitar Rp1 Trilyun sudah terserap ke kawasan bendungan Jenelata ini.
“Pembangunan bendungan Jenelata ini merupakan investasi sosial yang akan menggerakkan ekonomi masyarakat Gowa ke depannya. Dan pendampingan yang selama ini kami lakukan pada proyek ini, sangat membantu khususnya dalam penyelesaian masalah ganti rugi tanah, sehingga proyek bisa berjalan lancar tanpa hambatan hukum, ” jelas Kajati.
Diakuinya, logika berpikirnya cukup sederhana. Menurut Kajati, jika masyarakat sejahtera maka angka kriminal akan turun. Apalagi bendungan Jenelata ini proyeksinya bisa mengairi hingga 25 ribu hektare sawah di empat daerah yakni Gowa, Takalar, Jeneponto dan Makassar.
“Kalau masyarakat sejahtera, angka kriminal akan turun, terlebih nantinya bendungan ini bisa mengairi sawah hingga 23 ribu hektare di empat kabupaten dan menjadi cadangan air 226 juta liter, serta membuka lapangan kerja dan potensi wisata. Nanti akan banyak manfaatnya bagi masyarakat Gowa dan sekitarnya,” ucap Kajati.
Terpisah, Kepala BBWSPJ Heriantono Waluyadi menyebutkan, bendungan ini akan menjadikan sekitar 23 ribu hektare sawah menjadi IP300 atau indeksnya tiga kali yang semula hanya dua kali melalui bendungan Bilibili.
“Juga sebagai upaya mengendalikan banjir Mamminasata, serta mampu menyediakan air baku nantinya untuk proyeksi sambungan rumah (SR) 40 ribu, ” jelas Heriantono. –


