GOWA, UJUNGJARI.COM — Sedikitnya 50-an orang warga Kabupaten Gowa masing-masing dari kalangan pegiat literasi, pustakawan, guru, pelajar dan mahasiswa mengikuti bimbingan teknik (Bimtek) Literasi Informasi yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusarsip) Kabupaten Gowa pada Selasa (4/11).

Bimtek yang dihelat di aula gedung Perpustakaan Umum Daerah Disperpusarsip Gowa di Jl Mesjid Raya, Sungguminasa ini menghadirkan dua narasumber handal di bidang literasi dan informasi digital. Mereka adalah Dr Idris dan Achmad Ilham. Keduanya berasal dari Widyaiswara BPSDM Sulsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada kesempatan mewakili Kepala Dinas Perpusarsip Kabupaten Gowa Suhriati, Kabid Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Perpustakaan Aswar Said saat membuka bimtek tersebut mengatakan literasi informasi bukan hanya kemampuan membaca tapi kemampuan memahami apa yang dibaca. Kemudian memilah mana yang benar dan salah serta bagaimana menggunakan informasi itu untuk kebaikan.

Dikatakan Aswar, peran pustakawan, guru dan literasi tidak bisa digantikan oleh mesin. Namun di era teknologi sekarang ini, semua orang tidak bisa menutup mata terhadap kemajuan seperti artificial intelligence.

Kegiatan yang mengusung ‘Mewujudkan Masyarakat Cerdas Informasi: Dari Pencarian ke Pemanfaatan Informasi yang Berkualitas’ sebagai tema ini dikatakan Aswar bahwa manusia hidup dalam masa ketika informasi mengalir tanpa batas.

INTERAKTIF. Para peserta Bimtek Literasi Informasi sangat interaktif mengikuti sesi materi dari narasumber. (foto/sar)

“Setiap detik, ribuan data melintas dari layar ponsel hingga medsos. Tapi tidak semua informasi itu benar, tidak semuanya bermanfaat dan tidak semuanya sehat untuk dikonsumsi. Disinilah letak tantangan terbesar kita sebagai masyarakat modern. Bagaimana menjadi masyarakat yang cerdas menerima dan mengolah informasi, ” papar Aswar di depan para peserta yang mendengarkan dengan seksama.

Sementara itu narasumber Dr Idrus yang menyampaikan materinya menyoal bagaimana membangun kecakapan literasi informasi di era digital menjelaskan ada beberapa hal yang perlu dipahami seseorang agar paham soal literasi informasi ini.

Dijelaskannya, seseorang harus fokus pada makna literasi informasi dimana diperlukan kemampuan seseorang untuk mencari, memahami, menilai dan menggunakan informasi secara efektif dan bertanggung jawab. Selain makna, seseorang harus memiliki kemampuan berpikir kritis yakni kemampuan untuk menganalisis, menilai dan mengepresikan informasi situasi secara logis dan obyektif sebelum mengambil keputusan. Dan dari dua kerangka berpikir yang sebelumnya itu pastinya, kata Idris, ada dua masalah besar di era digital yang mempengaruhi cara manusia menerima dan memahami informasi.

“Dua masalah itu menjadi tantangan besar bagi masyarakat yakni informasi palsu dan bias algoritma. Semua ini perlu dibentengi dengan empat pilar literasi digital yakni digital skills (kecakapan digital), digital culture (budaya digital), digital ethics (etika digital) dan digital safety (keamanan digital). Jadi semua ini mengajak kita untuk berpikir kritis dalam literasi informasi, ” papar Idris.

Para peserta bimtek antusias sharing saat narasumber Idris memberikan stigma bagaimana masyarakat menangkal informasi-informasi tidak benar yang kemudian mengolahnya dengan baik sebelum melempar kembali informasi itu ke publik.

Salah seorang peserta dari unsur pegiat literasi yakni Firdaus dari Rumah Cerdas Kecamatan Bajeng mengatakan sangat senang dengan pelatihan ini.

Menurut Firdaus, sangat tepat Pemkab Gowa melalui Disperpusarsip menggelar kegiatan bimtek tersebut.

“Di bimtek ini, kami diajari cara memilah informasi yang benar dan hoaks. Kami diajari langsung memilah informasi kemudian mencernanya, mencari tahu dulu kebenarannya baru kemudian menshare ke medsos atau lainnya. Saya jadi tahu juga bagaimana menggunakan sarana informasi seperti AI, gemini hingga chatgpt yang saat ini lagi menguasai teknologi digital, ” kata Firdaus. –