GOWA, UJUNGJARI.COM — Berbagai corak dan motif busana adat serta sarung sutera cura’labba’ menghiasi perhelatan perayaan Hari Jadi Gowa (HJG) ke-705 yang digelar terbuka di pelataran Museum Istana Balla Lompoa dan Istana Tamalate, di Jl KH Wahid Hasyim, Sungguminasa pada Senin (17/11) pagi.
Perhelatan ini sarat dengan pagelaran seni budaya masyarakat Mangkasara’ Kabupaten Gowa yang dihelat selama dua hari. Selain acara seremoni, Pemkab Gowa juga menggelar pesta rakyat yang menghadirkan berbagai etnik suku Makassar, seperti paraga (permainan ketangkasan takraw tradisional), tarian kolosal dinamai Tari Burta Gowa Masunggu diiringi tunrung gandrang dari gabungan komunitas seni dan sanggar seni di Gowa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Juga aksi panggung para musisi lokal ternama seperti Anshari Sitaba, Ridwan Sau dan Anto Sarro. Juga kelompok musik genre kekinian yakni Andy And Friends.
Selain musik modern dan musik tradisional, panitia pelaksana yang diketuai Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin, juga menyuguhkan aksi defile pasukan tubarani yang membawa pataka dan panji-panji pusaka kerajaan Gowa yang kini masih apik tersimpan, selain pasukan tubarani, juga ada pasuka Balira atau pasukan wanita bersenjata bilah kayu yang kuat. Ada juga pameran benda pusaka aneka badik pamor Makassar. Juga ada pasar kuliner yang melibatkan sejumlah UMKM lokal binaan sejumlah SKPD terkait.

Ketua panitia pelaksana Darmawangsyah Muin yang juga adalah Wakil Bupati Gowa mengatakan, pelaksanaan HJG tahun 2025 digelar meriah dan dipusatkan di kawasan dua istana kebanggaan masyarakat Gowa.
“Momen pelaksanaan HJG ke-705 digelar dengan sederhana namun meriah dan diharapkan berkesan bagi masyarakat Gowa. Dilakukan dua hari karena kita harap momen hari jadi ini menjadi momen yang selalu dinanti. Karena itu pelaksanaan HJG ini dipersiapkan sangat baik dengan target utama mendekatkan wisatawan ke destinasi wisata Balla Lompoa ini dan lebih dikenal lagi, apalagi kawasan dua istana kebanggaan kita ini sudah tertata indah dan memiliki taman yang asri dan cantik, ” sebut Wabup Gowa.
Suasana indah di tengah pelaksanaan HJG 705 ini pun diakui sejumlah pengunjung yang berasal dari salah satu desa di Kecamatan Bontomarannu. Marlina, warga tersebut, mengaku sangat menikmati perhelatan HJG kali ini meski suasananya cukup panas karena cerah tanpa hujan.
“Saya menikmati suasana indah di kawasan Balla Lompoa. Sambil menyaksikan puncak HJG, saya menikmati indahnya taman dalam kawasan istana. Banyak spot foto, bukan hanya dari taman bunga yang ada tapi juga spot foto yang sengaja dibuat oleh pelaksana acara, ” kata Marlina.
Sementara Direktur Double Helix, Ichal selaku EO (event organizer) acara HJG tahun ini mengatakan penataan lokasi acara dibuat senyaman mungkin untuk para pengunjung. Jadi pihaknya menata dengan konsep nyaman bagi pengunjung.
Panggung utama mengambil lokasi tangga pelataran museum yang tampilannya cukup indah dengan latar Museum Istana Balla Lompoa. Sementara tenda besar membentang berhadapan dengan panggung utama. Sementara di sebelah kiri tenda tamu dijadikan kawasan kuliner UMKM.
Jalan utama masuk ke arena tenda utama, EO membuat jalan lebar dilapisi karpet merah. Di gerbang utama memasuki tenda tamu dilengkapi gapura besar berbentuk hiasan kepala wanita Makassar atau dikenal dengan sebutan Saloko Pinang Goyang (bando/mahkota).

Dihadapan gapura dibuat panggung memanjang sebagai spot foto juga berhias hiasan cantik diwarnai sejumlah bentangan kain cura’labba’ yang memperlihatkan nuansa energik dan dinamis karena padu padan warna sarung cura’labba’ yang kuat dari warna-warna yang menunjukkan simbol tegas. –


