MAYJEN TNI Purn Wawan Kustiawan, SH adalah salah satu peserta Rapat Kerja (Raker) PPAD, Kamis (27/11/2025) yang paling sumringah. Tawa lebar yang menjadi ciri khas lelaki bertubuh bongsor ini, terus berderai-derai saat menjumpai peserta raker.
“Perlu perjuangan ekstra untuk hadir…. tapi karena sudah sangat rindu kalian, saya hadir hari ini,” ujar Wawan yang datang jauh dari Surabaya ke Jakarta, khusus untuk bisa ikut Raker PPAD. Di PPAD ia adalah Wakil Ketua Badan Pengawas di bawah ketua, Mayjen TNI Purn Johny L. Tobing.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak seperti biasa, hari itu lebih 50 pengurus PPAD hadir, terdiri atas semua bidang. Salah satu rekor rapat PPAD dengan peserta terbesar. “Luar biasa peserta rapat hari ini. Ruangan hampir penuh. Alhamdulillah, bisa raker sekalian silaturahmi dan kangen-kangenan,” ujar Sekjen PPAD, Mayjen TNI Purn Wiyarto, saat membuka raker.
Sekjen menguraikan point-point raker, di antaranya evaluasi program kerja 2025, penyusunan program kerja 2026, serta agenda-agenda besar lain, termasuk Musyawarah Nasional (Munas) PPAD V pada akhir tahun 2026.
Jasmerah PPAD
Sementara itu, dalam arahannya, Plt Ketua Umum PPAD, Mayjen TNI Purn Dr Komaruddin Simanjuntak membuka dengan pesan “jasmerah”, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah berdirinya PPAD. Dengan mengetahui sejarah dan latar belakang berdirinya PPAD, niscaya ke depan PPAD tidak akan tercerabut dari visi dan misi yang digagas para pendiri, satu di antaranya Jenderal TNI Purn Widjojo Soejono.
Ditegaskan oleh Komar, bahwa pada hakikatnya, purnawirawan adalah seseorang yang sudah purna menjalankan tugas sebagai prajurit dan kembali ke rakyat, sebagai ibu kandung TNI. Akan tetapi, karena 30 sampai 35 tahun berjuang di lingkuntan TNI-AD, karenanya pada diri setiap purnawirawan melekat spirit pengabdian kepada “merah-putih”.
“Kita adalah tentara, rakyat yang menjadi pejuang nasional. Bertugas menjaga dan mempertahankan tegaknya NKRI, mengabdikan diri sebagai prajurit TNI AD. Karenanya memiliki hubungan emosional yang sangat dekat dengan TNI-AD. Karena itu pula, tidak berlebihan jika pada diri kita muncul semangat ingin tetap berjuang bersama TNI-AD,” tegas jenderal berkumis tebal itu.
“Jadi hubungan PPAD dengan TNI AD merupakan bagian keluarga besar TNI AD dan kawan seperjuangan. Maka hubungan PPAD dan TNI AD selaku induk, bersifat pembinaan. Sedangkan, Pepabri dan PP Angkatan bersifat koordinasi,” tegas Komar.
Jenderal Komar juga menegaskan ihwal sifat PPAD yang mandiri, independent, dan non partisan. Purnawirawan tetap memiliki hak politik dan bebas menjadi anggota parpol. Akan tetapi, AD-ART sudah mengatur, purnawirawan kader parpol tidak dapat menjadi pengurus. “Hal ini sudah diperhitungkan betul oleh para pendiri PPAD,” ujarnya.
Karena itu, sikap dan peran PPAD menjadi sangat jelas. PPAD bukan kekuatan politik, tetapi kekuatan moral. Dengan peran sebagai kekuatan moral, maka PPAD akan selalu tanggap dan peka terhadap permasalahan sosial, tanggap dan peka terhadap permasalahan TNI-AD, “Dan yang terpenting, tidak memiliki ambisi kekuasaan. Ini penting untuk dicatat,” tegasnya.
Diskusi Terbuka
Selesai sesi pengantar Sekjen dan arahan Plt Ketum, raker dilanjutkan diskusi terbuka. Diskusi diawali tanggapan oleh Ketua Badan Pengawas, Mayjen TNI Purn Johny L. Tobing, yang banyak menyoroti tentang komitmen pengurus serta ajakan menjadikan PPAD sebagai medan perjuangan akhir.
Setelah itu, berbagai persoalan didiskusikan dengan hangat dan penuh kekeluargaan. Mulai dari pelaksanaan “politik kesejahteraan” yang menjadi visi misi PPAD periode 2021 – 2026, hingga diskusi terkait penyusunan evaluasi akhir tahun, serta penyusunan program 2026.
Raker ditutup makan siang bersama sambil bersilaturahmi. Di sela-sela suasana, datang pengumuman dari Sekjen Wiyarto, tentang kedatangan pembagian seragam batik PPAD yang bermotif “Sekar Jagad”.
“Sambil makan, silakan satu per satu ukur baju seragam batik,” kata Wiyarto. (*)


