GOWA, UJUNGJARI.COM — Genderang kompetisi menuju Pemilu 2024 telah berjalan. 14 Februari 2024 bukan lagi waktu yang lama lagi. Sisa empat bulan kedepan, peluit pemilihan calon legislatif dibunyikan. Karena itu para calon legislatif (caleg) di seluruh Indonesia mengatur strategi cerdas untuk bisa terpilih dan duduk di kursi parlemen.
Tak terkecuali para caleg di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu caleg paling siap berkompetisi adalah Nurliah Ruma, caleg PPP untuk Dapil 1 Gowa (Kecamatan Somba Opu). Sosok perempuan yang berlatar pendidikan Magister Managemen ini mengaku kini fokus mengatur langkah dan strateginya untuk menang dan duduk di kursi DPRD Gowa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nurliah mengaku tidak neko neko. Dirinya lebih getol membakar semangat para timnya untuk bekerja maksimal di tengah masyarakat.
Saat ditemui BKM, Jumat (27/10) petang di Sungguminasa, Nurliah mengaku yakin masyarakat Kecamatan Somba Opu yang menjadi Dapilnya (Dapil 1 Kabupaten Gowa) saat ini akan memilih wakil yang punya kapasitas membangun daerah.
Menurut aktivis pemberdayaan masyarakat ini, dirinya yakin masyarakat akan mencari dan memilih wakil rakyat yang punya kapasitas dan memiliki kapabilitas yang baik.
“Saya kira kesiapan fisik dan mental menjadi modal utama bagi saya sebagai caleg untuk berjuang dibawah bersama tim solid saya. Seorang caleg harus memiliki mental baja, mental kuat yang tidak gampang goyah dan goyang. Setiap caleg seperti saya (salah satunya) kemana-mana pastilah ujung-ujungnya mencari suara mengsosialisasikan nomor urut saya yakni nomor 6. Tentunya dalam proses berjuang itu, banyak halang rintang, banyak bulian, banyak yang meremehkan banyak yang merendahkan. Disinilah seorang caleg seperti saya harus punya mental baja. Tidak gampang baper-baper. Bagi saya disinilah saya tumbuh menjadi sosok yang kuat, tidka gampang menyerah,” beber Nurliah yang mengaku rela resign dari Program Kotaku sebagai Korkot (Koordinator Kotaku) hanya karena ingin bekerja maksimal berjuang untuk rakyat dan mewujudkan aspirasi rakyat lewat jalur parlemen.
Menurut dia, upaya saat ini terus mendekati masyarakat. Bahkan dari pintu ke pintu, Nurliah mengetuk hati masyarakat untuk berjuang bersamanya.
Meski banyak kompetitor di hadapan, di samping dan di belakangnya, Nurliah mengaku tidak terpengaruh. Dirinya meniti jalan lurus saja. Tidak mau terpengaruh dengan caleg lain yang juga tengah berjuang sepertinya.
“Saya berjalan lurus saja untuk diriku. Saya rutin bersosialisasi tidak pernah menyebut orang lain apalagi hanya sekadar membandingkan. Jadi saya mensosialisasikan diriku saja bahwa diriku seperti ini. Biarkan caleg lain dengan programnya pun demikian dengan saya. Yang terpenting bagi saya adalah menyambut apa keinginan dan kebutuhan masyarakat tentang harapan mereka terhadap caleg yang akan menjadi wakil mereka kelak di lembaga legislatif, ” kata Nurliah.
Sebagai orang baru di dunia percalegan bahkan di partai, Nurliah mengaku gencar bersosialisasi baik tentang dirinya maupun programnya. Baginya saat ini kapasitas diri lebih utama ketimbang harus memberikan janji muluk-muluk kepada masyarakat yang pada akhirnya malah tak bisa dilaksanakan.
“Secara umum saya ajak masyarakat untuk tidak mengagungkan money politic. Masyarakat perlu pendewasaan berpikir bahwa yang dibutuhkan adalah orang-orang yang bisa membangun daerah, yang punya kapasitas untuk itu. Bahkan saya bangunkan masyarakat mengajak mereka untuk proaktif. Bukan hanya sekadar menjadi warga yang diberikan pilihan semata tapi juga menanamkan pada diri mereka bahwa masyarakat bisa membangun daerahnya dengan keterwakilan calegnya di parlemen. Apalagi saya ini seorang perempuan sehingga saya menomorsatukan aspirasi perempuan, mengawalnya dan mengupayakan mewujudkannya,” ungkapnya.
Berbicara perempuan maka ada kepentingan khusus memang yang harus dikawal oleh perempuan seperti dirinya. Karena itu, kata Nurliah, terlepas dari kompetisi Pileg ini dirinya juga mengajak para caleg perempuan lainnya untuk bersama-sama memperjuangkan hak perempuan.
Nurliah bahkan mengagas diskusi publik dengan menghadirkan seluruh caleg perempuan. Menurut Nurliah, kegiatan ini bukan untuk mengukur kapasitas para caleg perempuan tapi lebih kepada bagaimana para caleg perempuan di Gowa ini menjalin kesepakatan untuk berjuang bersama mendorong dan memotivasi perempuan agar berkapasitas. Terutama bagaimana menciptakan keluarga harmonis, keluarga sehat, keluarga berkapasitas melalui peranan seorang perempuan.-