GOWA, UJUNGJARI.COM — Sejumlah pihak gabungan TRC-PB, personel Koramil 07 Tinggimoncong dan Polsubsektor Parigi, PMI serta aparat pemerintah setempat juga sejumlah masyarakat bekerja keras melakukan upaya evakuasi terhadap 11 orang mahasiswa yang terjebak pasangnya air terjun Baraya sejak pukul 13.30 Wita Senin (12/5) kemarin.

Beruntung, mereka semua berhasil diselamatkan tim gabungan meski pengevakuasiannya bertahap. Evakuasi mulai dilakukan sejak 14.00 Wita hingga pukul 02.00, Selasa (13/5) dinihari. Para mahasiswa terjebak selama kurang lebih 13 jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diketahui 11 mahasiswa itu berasal dari UNM Makassar bersama tiga orang bukan mahasiswa yakni Ari Sahrun (warga Malino), Faiz Ayfaa (warga Makassar), Aditiya Putrawan (warga Makassar), Multazam (UNM Makassar), Rifka (UNM Makassar), Fanny (UNM Makassar), Muammar (UNM Makassar), Dilla (Makassar), Meli (Makassar), Zahwan (Makassar) dan Arfah (Makassar).

Mereka masuk melintas ke kawasan air terjun Baraya yang merupakan daerah larangan untuk beraktivitas atau melakukan swafoto bersama. Air terjun Baraya ini terletak di kaki gunung Bawakaraeng dan merupakan wilayah hulur sungai Jeneberang yang berada diatas lembah Tanralili di Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi berbatasan dengan wilayah Kelurahan Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong.

Lurah Bontolerung Ramli Kiyo kepada BKM pada Senin pukul 23.45 Wita melalui pesan WhatsApp mengatakan, kawasan air terjun ini memang sejak dulu menjadi larangan kunjungan atau untuk beraktivitas sebab merupakan buangan dari hulu sungai Jeneberang.

“Air terjun Baraya memang daerah terlarang.
Cuma biasa sembunyi-sembunyiki orang kesana karena pemandangannya termasuk indah tapi begitulah kadang tiba tiba volume air pasang makanya dilarang masyarakat ke area itu, ” kata Lurah Bontolerung yang datang ke lokasi bersama Babinsa Kelurahan Bontolerung dan Kapolsubsektor Parigi Ipda Bohari serta relawan PMI Bontolerung.

Disebutkannya, air terjun Baraya yang jaraknya berkisar 20 Km dari lokasi air terjun Takapala ini merupakan Sabo Dam 71 yang dikerjakan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengang Jeneberang (BBWSPJ) pada tahun 2010 silam. Air terjun Baraya ini adalah air terjun buatan. Namun akibat hantaman deras air terjun maka jalur air yang ada di sana terbentuk secara alami yakni membuat semacam daratan kecil di tengah-tengah kolam air terjun.

“Jika air pasang, maka daratan kecil itu akan dikelilingi air derasnya aliran air terjun sehingga jika sudah berada di tengah atau terjebak, maka orang tidak akan bisa melintasi aliran air tersebut karena deras arusnya dan tinggi. Satu-satunya jalan harus menunggu sampai air surut kembali untuk bisa keluar dari daratan kecil itu, ” jelas Lurah Bontolerung.

Saat terlapor adanya mahasiswa terjebak di air terjun Baraya, Pemerintah Kecamatan Tinggimoncong yakni Camat Andi Baso Mannuntungi Ambarala bersama Lurah Bontolerung Ramli Kiyo, Babinsa dan Bhabinkamtibmas dan sejumlah warga setempat termasuk RT dan RW langsung bergerak ke lokasi.

Pada pukul 23.00 Wita, dari 11 orang yng terjebak baru empat yang berhasil dievakuasi yakni Dilla, Meli, Zahwan dan Arfah. Kemudian menyusul dievakuasi Rifka dan Fanny. Dan pada dinihari adalah Ari Sahrun, Faiz Ayfaa, Aditiya Putrawan, Multazam dan Muammar.

“Iya jadi semua 11 orang berhasil diselamatkan. Ada dua mahasiswi sempat kena hipotermia karena kedinginan yakni Rifka dan Funny. Tapi alhamdulillah semua sudah membaik, pagi ini sudah akan ke Makassar. Kami hanya mengarahkan dan mengimbau agar tidak lagi berkunjung ke air terjun Baraya karena dilarang sangat berbahaya jika sudah terjebak di tengah-tengah sebab air sungai dari hulu kadang pasang tiba-tiba, ” kata Ramli Kiyo.

Hal senada dikatakan Camat Tinggimoncong Andi Baso Mannuntungi Ambarala. Camat meminta semua masyarakat siapapun dan dari manapun agar tidak melanggar ketentuan larangan berkunjung ke air terjun Baraya.

“Masyarakat maupun pengunjung dari luar Tinggimoncong jangan melanggar ketentuan larangan tersebut agar tidak menemukan kendala atau terjebak air pasang. Jajaran aparat pemerintah seperti RT dan RW atau kepala lingkungan harus memberikan sosialisasi jika ada masyarakat atau wisatawan yang hendak mendekat ke air terjun Baraya agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Dan alhamdulillah 11 mahasiswa yang sempat terjebak semalam bisa diselamatkan, semoga tidak terulang lagi, ” kata Camat Tinggimoncong. –