GOWA, UJUNGJARI.COM — Festival Literasi 2025 yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gowa selama tiga hari sejak Senin 26 Mei hingga Rabu 28 Mei kemarin telah usai dan ditutup Rabu sore pada pukul 16.00 Wita di gedung ruang baca Perpustakaan Daerah Kabupaten Gowa.
Penutupan kegiatan tersebut dilakukan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gowa Suhriati didampingi Sekdis Mustamin Raga dan Kabid Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Aswar Said.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Festival Literasi yang dilakukan memiliki tiga rangkaian kegiatan yakni pameran literasi inklusi yang diikuti sejumlah stand dari 18 kecamatan, unsur sekolah/kampus dan penerbit serta UMKM yang telah bertransformasi dan berbasis inklusi. Kegiatan rangkaian lainnya yakni bincang-bincang literasi yang mengupas soal budaya literasi di kalangan masyarakat yang diikuti para penggiat literasi, pengelola perpustakaan desa kelurahan dan komunitas. Dan kegiatan lainnya adalah bedah buku ‘Seorang Lelaki yang Berkisah’ karya penulis Ilyas Ibrahim yang diikuti 50 peserta dari kalangan mahasisa, komunitas dan penggiat literasi juga duta baca Sulsel.
Kadis Perpusarsip Gowa Suhriati disela menutup Festival Literasi 2025 ini mengatakan, festival ini bukan sekadar kegiatan tahunan tapi wujud nyata menumbuhkan literasi di tengah masyarakat agar masyarakat mampu memiliki daya pikir yang luas dan berdaya saing.

Festival ini juga, kata Suhriati menjadi momen dalam mendorong transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan sasaran dan tujuan yang sangat jelas yakni agar masyarakat memiliki kemauan guna meningkatkan literasinya di tengah era teknologi digital.
“Melalui pendekatan inklusi ini, perpustakaan hadir memberikan akses, memberdayakan dan membuka peluang. Harapan kami, ke depan perpustakaan ini menjadi motor penggerak minat baca. Karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat para pendidik, pemuda dan pemangku masyarakat untuk terus meningkatkan budaya literasi hingga ke pelosok negeri, ” kata Suhriati.
Menurut Suhriati, makin ke depan zaman makin canggih. Karena itu, masyarakat jangan tertinggal dari era kekinian dimana teknologi digitalisme menjadi penentunya.
“Masyarakat harus memiliki literasi yang baik dan tinggi agar tidak menjadi tertinggal oleh kecanggihan budaya digital yang tinggi. Perkuat literasi agar kita mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan yang lebih baik. Jika literasi kita baik, maka kita tentu bisa memasuki setiap akses kehidupan dengan mudah, meningkatkan ekonomi keluarga misalnya. Semua keberhasilan terletak pada literasi sebagai kuncinya. Biasakanlah membaca agar pengetahuan kita lebih luas. Jangan kan yang berkarier atau pelajar yang mengejar ilmu, ibu rumah tangga pun harus gemar membaca karena tantangan zaman ke depan tidak kecil, ” kata Suhriati.
Dikatakan Kadis Perpusarsip, seluruh anggaran yang dipergunakan dalam festival literasi daerah ini merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melalui dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran 2025 dengan total anggaran Rp258.418.400.
Penggunaan anggaran ini secara rinci masing-masing untuk festival literasi dan bincang literasi sebesar Rp142.254.000, untuk bedah buku sebesar Rp54.780.000 dan untuk lomba perpustakaan desa sebesar Rp 61.384.400.
Dalam penutupan Festival Literasi 2025 ini, panitia pelaksana yakni Aswar Said yang juga adalah Kabid Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Perpusarsip menguraikan para pemenang Festival Literasi khusus pameran literasi.
Untuk stand terbaik pameran literasi pemenangnya adalah juara 1 diraih Kecamatan Bajeng Barat, juara 2 Kecamatan Barombong dan juara 3 Kecamatan Bontomarannu sementara juara favorit diraih Sekolah Alam Le Cendekia School. Para pemenang mendapatkan sertifikat, plakat dan dana pembinaan. –


