GOWA, UJUNGJARI.COM — Bupati Gowa Husniah Talenrang tak kuasa menahan air mata ketika datang ke Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa pada hari ketiga pasca lebaran Idul Adha 1446H atau pada Minggu (8/6).

Di Desa ini, Bupati Gowa hadir menyaksikan kegiatan pemotongan hewan kurban yang dilakukannya di tengah masyarakat Tamanyeleng. Di saat itulah mata Bupati perempuan pertama di Gowa ini terfokus pada satu rumah seperti gubuk berdinding bilah bambu dan ternyata itu adalah rumah seorang warga bernama Udin (60).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lelaki berpostur agak tinggi dan tambun itu, rupanya tinggal sendirian dan menafkahi dirinya sendiri lewat penghasilannya menjadi tukang cukur keliling di desa tersebut.

Tertarik akan kehidupan warga yang tinggal sendirian tanpa memiliki istri dan anak ini, akhirnya Bupati Husniah pun mendatangi gubuknya.

Rumah gubuk di bawah pohon agak rindang itu terletak berdampingan dengan tempat penyembelihan hewan kurban.

“Saya tertarik dengan satu rumah yang kondisinya adalah miskin ekstrem dan itu sudah masuk kategori miskin ekstrem sebab dalam rumah gubuk itu tanpa ruang tamu tanpa dapur tapi begitu dibuka langsung tempat tidur seadanya dengan kelambu menggelantung. Rupanya rumah ini adalah bekas kandang ayam yang akhirnya ditempati pak Udin untuk tinggal. Dan rupanya lagi, warga Tamanyeleng ini luput dari pendataan pemerintah, ” kata Bupati Gowa Husniah Talenrang yang diunggahnya di akun IG pribadinya @husniahtalenrang pada Selasa (10/6).

Dikatakan Husniah, kunjungannya di Tamanyeleng pada hari ketiga lebaran Idul Adha serangkaian penyembelihan hewan sapi kurban yang dilakukannya dan berbagi langsung dengan masyarakat penerima manfaat di desa tersebut.

“Iya tanpa sengaja mata saya tertuju kepada gubuk kecil di samping tempat pemotongan kurban ternyata gubuk kecil ini adalah tempat tinggal salah satu penduduk yang termasuk golongan masyarakat miskin ekstrem dan ironisnya tidak ada dalam data juga. Dia tinggal di bekas kandang ayam. Tidak ada ruang tamu, yang ada tempat tidur berkelambu dan ini lost dari pendataan pemerintah. Tapi saya sebagai bupati akan menyelesaikan masyarakat miskin ekstrem yang tidak terbatas secara menyeluruh di Kabupaten Gowa dan pak Udin Ini adalah salah satunya, ” ucap Husniah meneteskan air mata.

Bupati Gowa ini pun berbincang-bincang lama dengan Udin. Pekerjaannya adalah sebagai tukang cukur keliling yang bekerja untuk menghidupi dirinya setiap hari.

“Trenyuh hati saya, ini menjadi perhatian khusus saya sebagai Bupati Gowa. Saya akan menyelesaikan masalah miskin ekstrem di Gowa ini. Alhamdulillah pak Udin ini dapat fasilitas BLT dan KIS dari pemerintah. Tiap hari mencari uang dengan berjalan kaki menawarkan jasa cukur bermodal satu buah clipper atau alat cukur tapi pendapatannya tidak menentu, ” kata Husniah.

Udin yang sudah berusia 60 tahun ini kepada Bupati Gowa mengaku setiap hari keliling desa mulai dari Tamalalang timur ke barat.

“Saya menawarkan jasa cukur rambut dari tempat satu ke tempat lainnya. Tarif cukur Rp15 ribu per orang dan itu hanya 1-2 orang sehari. Kadang pula tidak dapat uang sama sekali. Kalau cukur dua orang artinya dapat 30 ribu. Hasilnya untuk makan setiap hari, ” kata Udin kepada Bupati Husniah di depan gubuknya.

Rasa bahagia Udin terlihat jelas saat Bupati Gowa memberinya daging kurban yang pas disembelih di samping rumah gubuknya tersebut. –