GOWA, UJUNGJARI.COM — Rencana pembangunan bendungan Jenelata di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa masuk dalam tahap pengukuran lahan. Ada dua desa yang akan menjadi lokasi pembangunan bendungan yakni Desa Tanakareng dan Desa Moncong Loe. 

Pemerintah Kecamatan Manuju hingga pemerintah dua desa sasaran pun diminta  terus memberikan informasi dan pemahaman. Termasuk melakukan pendekatan kepada masyarakat terkait rencana pengukuran lahan tersebut. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini lantaran adanya 14 kepala keluarga (KK) di Desa Tanakaraeng yang saat ini menolak untuk dilakukan pengukuran.

” Kita berharap agar proses pengukuran tanah tetap berjalan sesuai dengan perencanaan awal. Makanya kita minta camat dan kades terus melakukan pendekatan kepada beberapa masyarakat yang menolak tanahnya diukur,” terang Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kabupaten Gowa Abdullah Sirajuddin usai mengecek progres pembangunan bendungan Jenelata  di Kecamatan Manuju, Senin (6/7/2020) siang tadi.

Dalam kegiatan ini pihaknya turun bersama Kepala Bidang Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gowa Abubakar. 

Abdullah mengungkapkan, terkait adanya masyarakat yang protes karena mengaku tidak dilibatkan dalam proses sosialisasi pengadaan lahan bendungan Jenelata, dirinya menyebutkan hal tersebut adalah keliru.

” Kami perlu luruskan dulu bahwa seluruh masyarakat ini pada saat sosialisasi beberapa kali ikut hadir dalam sosialisasi tersebut. Bahkan salah satu warga yang menolak diukur lokasinya itu, dia ikut bertanya di dalam sosialisasi tersebut dan kalau alasan tidak tahu, saya yakin itu hal yang mustahil karena mereka-mereka hadir pada saat sosialisasi,” jelasnya. 

Pihaknya pun berupaya untuk mencarikan solusi yang terbaik agar rencana pembangunan bendungan Jenelata dapat berjalan sesuai target. 

” Kita carikan apa yang menjadi keinginan para pihak yang tidak mau diukur lokasinya. karena di sana sudah ada patok-patok objek. Kita berharap 14 KK ini bisa segera dilakukan pengukuran karena menurut informasi objek tersebut ada di bawah bendungan yang nantinya akan dilakukan kegiatan-kegiatan,” tambah Kadis Perkimtan.

Abdullah Sirajuddin mengatakan, proses pengukuran lahan bendungan Jenelata berlangsung dengan cepat. Bahkan menurutnya sudah melampaui target bidang dari perencanaan.

” Hari ini kita berada di lokasi pengukuran dan capaian bidang yang sudah diukur ini melampaui target dan Insya Allah hari ini terakhir di Desa Tanakaraeng, besok kita akan bergerak ke Desa Moncong Loe lagi,” tambah mantan Kabag Humas Setkab Gowa ini.

Di tempat yang sama PPK Pengadaan Tanah SNVT Pembangunan Bendungan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Muh Ikhsan Hatta mengatakan pada tahap ini ada sekitar 500 bidang tanah akan diukur.

Dari sekitar 500 bidang tanah yang ditargetkan, sekitar 286 bidang yang telah selesai pada tahap pengukuran khusus di Desa Tanakaraeng. Tahap pengukuran selanjutnya akan dilakukan di Desa Moncong Loe.

” Sekarang 286 bidang untuk satu desa yaitu Desa Tanakaraeng. Karena inventarisasi awal bidang melenceng jauh dari perencanaan semula yang diinventarisasi awalnya Desa Tanakaraeng ini hanya 172 bidang, tautaunya banyak bidang yang dipecah-pecah tapi luasan tetap sama,” jelasnya.

Ditambahkannya bahwa berdasarkan penentuan lokasi yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, total bidang tanah yang akan masuk dalam pembebasan lahan bendungan Jenelata yaitu 3.004 bidang dengan luas 1.722.28 hektare.-