Sulsel
Limbah Industri Udang Vaname di Banyuanyar Disorot, Alamsyah: Hasil Panen Tambak Lokal Anjlok
TAKALAR, UJUNGJARI–Limbah Industri Udang vaname Loka di Dusun Bingungbarania, Desa Banyuanyar Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar, disorot. Diduga limbah yang langsung terurai ke sungai mencemarkan air dan berimbas pada Pengusaha Tambak Lokal, Selasa (23/4).
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Leksis, Alamsyah Rustam.,S.H mengatakan, dari hasil investigasi yang kami lakukan di lembaga, kondisi sebelum ada industri udang vaname Loka ini di sekitar tambak kami, dalam luas 1 Ha kita bisa panen sampai 2 ton, rumput laut karena dalam satu kali panen sekitar 400 kg dan kita panen 3 kali dalam 1 satu bulan.
“Saat adanya Industri Udang Vaname ini di sekitar tambak kami, hasil penen anjlok dan turun drastis, masyarakat penambak atau pembudidaya rumput laut, hanya satu (1) kali panen dalam 1 bulan dan itu pun hanya kurang lebih 100 kg , berarti 1,1 Ton kerugian masyarakat penambak,” beber Alamsyah.
Lebih lanjut Alamsyah Rustam mengatakan, “Limbah tambak udang merupakan cairan buangan yang berasal dari kolam budidaya udang yang terdiri atas 35% limbah organik, 15% sisa pakan, dan 20% sisa metabolisme udang. Jika dilihat dari bentuknya, limbah tambak udang dibagi menjadi 2, yaitu limbah cair dan limbah padat. Yuk, ketahui karakteristik dari masing-masing limbah tersebut,” tukasnya.
Kata Alamsyah, limbah cair tambak udang mengandung nitrogen dan fosfor yang sebenarnya dapat meningkatkan kesuburan perairan jika dalam jumlah yang sedikit. Namun, jika volumenya besar limbah ini akan berubah menjadi racun yang bisa meracuni udang dan lingkungan sekitar tambak tempat limbah ini mengalir. Biasanya, kadar polutan yang terkandung dalam limbah cair bergantung pada lama budidaya udang, kepadatan tebar, substrat tambak, dan konstruksi tambak. Limbah cair umumnya memiliki kadar Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), bahan organik, derajat kekeruhan, nitrogen, dan fosfat yang tinggi.
Dalam jumlah yang banyak, limbah tambak sangat berbahaya karena limbah tersebut akan mengalami proses dekomposisi (penguraian) yang menghasilkan nitrit dan amonia berbahaya.
Limbah bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan yang buruk karena masih banyaknya Petambak udang yang belum terlalu memahami teknik mengolahnya. Terlebih jika tambak terletak di dekat pantai. Limbah yang dibuang bisa mengalir ke pantai dan mengganggu keseimbangan ekosistem pantai karena mengandung banyak unsur organik yang berasal dari sisa pakan udang.
“Ini jadi soal karena limbah dari industri udang Faname tersebut di buang lansung ke sungai sehingga otomatis masuk di tambak warga sekitar, sekiranya pihak terkait dapat menindak lanjuti hal ini,” harap Katua LSM Leksis
Terpisah, Kepala Kecamatan Sanrobone Asraruddin Muis yang di temui di kantornya mengatakan” Dengan adanya aduan warga tersebut maka kami atas nama pemerintah kecamatan akan berkoordinasi dengan Muspika untuk datang lansung melihat kondisi yang sebenarnya.
“Kalau ini kita belum tahu pasti kebenarannya, akan tetapi tidak apa-apa kalau kita lakukan pengecekan lokasi terlebih dahulu dan akan mengambil air untuk di jadikan sampel ke laboratorium,” tandas Asraruddin Muis. (Jaya)
dibaca : 229