MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Inovasi merupakan terobosan yang diperlukan guna menjawab sekaligus menyelesaikan masalah. Namun, untuk mengembangkan suatu program inovasi di sekolah maka butuh partisipasi warga sekolah dan pemangku kepentingan terkait.
“Kami sudah mencoba mengembangkan inovasi tapi nanti lebih fokus lagi di tahun depan,” jelas Kepala SD Kartika XX-1, Drs Syahrun, M.Pd, di sekolahnya Jalan Dr Sam Ratulangi Nomor 57 Makassar, Senin, 14 Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Syahrun menyampaikan tentang rencana penguatan program inovasi di sekolahnya kepada Rusdin Tompo, yang dikenal sebagai pegiat Sekolah Ramah Anak. Diskusi seputar inovasi diadakan karena Rusdin Tompo, punya pengalaman ikut membantu beberapa SD dalam pengembangan inovasi.
Diskusi santai ini dihadiri pula Aliul Abdullah, salah seorang guru kelas, yang banyak melakukan pembinaan seni di SD Kartika XX-1. Kegiatan-kegiatan seni yang cukup terorganisir dan sudah menyelenggarakan sejumlah event ini, merupakan potensi sebagai program inovasi.
Selain pengembangan program inovasi, SD Kartika XX-1, kata Syahrun, juga butuh penguatan gerakan literasi sekolah. Gerakan ini tak hanya terkait dengan minat baca tapi juga bagaimana menumbuhkan tradisi menulis di kalangan guru dan siswa.
Rusdin Tompo mendorong pendokumentasian karya-karya anak dalam bentuk buku. Sehingga aktivitas menulis bisa jadi ruang ekspresi, sekaligus produk yang bisa merekam pandangan dan pengalaman anak-anak.
Syahrun dan Rusdin Tompo sepakat untuk berkolaborasi terkait pengembangan inovasi dan penguatan gerakan literasi sekolah. Rencananya, akan diadakan kegiatan untuk lebih mengimplementasikan hak-hak anak melalui program inovasi dan literasi.
Syahrun mengakui, sekolahnya memiliki komitmen sebagai Sekolah Ramah Anak. Namun secara teknis belum melakukan deklarasi Sekolah Ramah Anak, dengan memberikan pemahaman menyangkut hak-hak anak, sebagaimana diatur dalam Konvensi Hak-Hak Anak (KHA).
“Jadi perlu ada pertemuan dengan guru-guru dan orangtua siswa untuk menyamakan persepsi, bukan saja terkait hak-hak anak, tapi juga program inovasi dan literasi sekolah,” terang Rusdin Tompo.
Menurut aktivis yang sejak 1998 menggeluti isu perlindungan anak ini, aspek hak anak bisa dikemas dan menjadi bagian dari pengembangan program inovasi dan gerakan literasi sekolah. Karena prinsip dari apa yang dikembangkan tersebut adalah demi kepentingan terbaik anak. (rt)