MAKASSAR, UJUNGJARI.COM – Universitas Ciputra (UC) Makassar kembali memperkuat posisinya sebagai pelopor pendidikan berbasis teknologi di Kawasan Timur Indonesia.
Melalui workshop bertajuk “Eksplorasi Alat Pembelajaran AI”, UC Makassar menggandeng pembicara dari Apple Developer Academy UC untuk mengenalkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) bagi para pendidik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan yang digelar di kampus UC Makassar, kawasan Citraland City CPI, ini diikuti oleh guru-guru dari berbagai sekolah dan mendapat dukungan langsung dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk kehadiran Mustakim, S.Pd., M.Si., Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Dalam sambutan pembuka, Chairman UC Makassar Dr. Ir. Tony Antonio, M. Eng. menekankan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan.
“Walaupun tidak seusia para mahasiswa lagi, kita tetap harus up to date dengan kemajuan zaman,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa di usia berapa pun, guru tetap perlu belajar menggunakan teknologi, termasuk AI, demi kemajuan pendidikan.
Salah satu sesi yang paling menarik perhatian peserta adalah penjelasan dari Andi Setiawan Abadi, S.Kom., M.M., CHRA., Manager Apple Developer Academy UC Surabaya. Ia mengibaratkan AI sebagai buku pintar.
“Kalau dulu kita mencari jawaban harus membuka halaman demi halaman, sekarang AI membantu langsung menemukan yang kita cari. Tapi ingat, AI bukan pengganti guru. Sama seperti kalkulator, ia hanya alat bantu. Guru tetap yang utama,” jelas Andi.
Ia menekankan bahwa AI bisa menjadi partner yang efektif jika digunakan dengan etika dan batasan yang jelas, khususnya dalam dunia pendidikan.
Workshop ini menjadi bagian dari misi besar UC Makassar untuk menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan masa kini. Sebagai kampus yang berada di bawah Ciputra Group, UC Makassar dikenal aktif memadukan entrepreneurship dan teknologi digital dalam setiap program pendidikannya.
Rektorat UC Makassar menyatakan bahwa kegiatan semacam ini akan terus diperluas agar lebih banyak guru dan tenaga pendidik mampu mengadopsi teknologi secara bijak. (**)