GOWA, UJUNGJARI.COM — Berhasilnya Kabupaten Gowa melakukan intervensi terhadap 371 keluarga yang berhasil keluar dari status miskin ekstrem menjadi miskin membuat Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menjadi salut.

Intervensi yanh digencarkan Pemerintah Kabupaten Gowa terlaksana pada program 100 hari kerja di awal pemerintahan Bupati Gowa Husniah Talenrang bersama Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin. Dan kini Bupati Gowa pun diundang oleh Kemendes PDT untuk menjadi narasumber untuk memaparkan kiat Pemkab Gowa mengintervensi kemiskinan ekstrem di Gowa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada Kamis (12/6) lalu di Golden Boutique Hotel Kemayoran, Jakarta, Husniah hadir dalam kegiatan Sharing Knowledge Desa Berketahanan Pangan dan Iklim, Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) yang dilaksanakan Badan Pengembangan dan Informasi Desa dan Daerah Tertinggal, Kemendes PDT.

Bupati Husniah Talenrang memaparkan upaya intervensi pemerintah kabupaten dalam menurunkan angka Keluarga Miskin Ekstrem (KEM) lewat ketahanan pangan dan sistem OTA (orang tua asuh).

Husniah mengatakan, sejak dilantik menjadi Bupati Gowa bersama Darmawangsyah Muin sebagai Wakil Bupati Gowa, dirinya langsung bekerja dan fokus pada program 100 hari kerja yang salah satu prioritasnya adalah Gowa Sejahtera atau Gowa Masunggu).

Dan berkat program Gowa Sejahtera itu, angka miskin ekstrem di Gowa mengalami penurunan signifikan. Salah satu intervensi yang dilakukan yakni melalui ketahanan pangan. Dimana dalam program ini, SKPD selaku orang tua asuh (OTA) turun langsung melakukan pendampingan dan pendekatan ke masyarakat terkait kebutuhan atau intervensi yang cocok bagi KME, baik di bidang pertanian, peternakan maupun perikanan.

“Intervensi pada ketahanan pangan khususnya di bidang pertanian, kami sediakan 50 polybag tanaman cabai per keluarga, untuk peternakan ada 14 ekor itik/ayam dan satu ekor kambing per keluarga, dan pada perikanan ada budidaya ikan nila dengan sistem bioflog,” papar Husniah.

Dari hasil intervensi ini, ucap Bupati Gowa di depan forum, ternyata mampu meningkatkan pendapatan KME yang menjadi sasaran. Bantuan intervensi tersebut, kini menjadi sumber penghasilan baru bagi para KME.

Pemaparan pola intervensi yang dilakukan Pemkab Gowa dalam menuntaskan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gowa menghadirkan apresiasi tinggi dari pihak Kemendes PDT.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa Sujjadan mengatakan, kehadiran Bupati Gowa sebagai salah satu narasumber pada Sharing Knowledge Desa Berketahanan Pangan dan Iklim tersebut, karena dinilai berhasil dengan cara intervensi KME melalui program 100 hari kerja Bupati dan Wabup Gowa.

“Ketahanan pangan menjadi salah satu intervensi dalam penuntasan KME dalam program 100 hari kerja tersebut. Di dalam intervensi itu, disalurkan bantuan peningkatan pendapatan masyarakat miskin melalui bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Keberhasilan tersebut dipandang sebagai praktek baik yang layak disharing ke daerah lain,” kata Sujjadan.

Upaya Pemkab Gowa ini membuat Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto. Mendes PDT bahkan meminta agar masyarakat desa di tanah air mampu membudayakan gerakan menanam untuk mewujudkan ketahanan pangan dan iklim.

Menurutnya, gerakan menanam tidak mesti dilakukan oleh masyarakat desa di lahan yang luas tapi mampu dimulai dengan gerakan menanam di perkarangan depan rumahnya.

“Gerakan menanam tidak hanya bermanfaat membantu warga memenuhi kebutuhan pangan dan mewujudkan desa berketahanan pangan tapi juga bermanfaat memperbaiki iklim,” kata Mendes PDT. –