MAKASSAR, UJUNGJARI–Peristiwa bersejarah banyak terjadi ketika para raja dan bangsawan di Sulawesi selatan berjuang untuk melawan penjajah Belanda dan Jepang.
Seorang pejuang dan salah satu perintis Tentara Republik Indonesia (TRI) yang ditenggelamkan bernama Andi Muhammad Tahir Karaeng Tompo bin A Manggopa Karaeng Sanre Bin I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembang Parang Raja Gowa ke 34 namanya jarang terdengar.
Menurut H Andi Muh Fachrul Alamri Karaeng Tutu, Andi Muhammad Tahir Karaeng Tompo, merupakan seorang pejuang asal Sulawesi Selatan dan merupakan sepupuh dari Andi Pangerang Petta Rani Karaeng Bontonompo Arung Macege Matinroe Ri Panaikang bin Andi Mappanyukki Raja Bone ke 32.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Peran Andi Muhammad Tahir pada masa revolusi fisik adalah sebagai pucuk pimpinan Badan Siasat Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), yang kemudian melakukan ekspedisi ke Yogyakarta, guna ikut andil pembentukan TRI.
Atas mandat dari Panglima Besar Jenderal Sudirman, sepulang dari Pulau Jawa, kemudian Andi Muhammad Tahir Karaeng Tompo serta pasukan yang dipimpinnya, menyusup ke Sulawesi dan membentuk satu kekuatan divisi TRI di Sulawesi.
“Ketika berangkat dari Yogyakarta, Andi Muhammad Tahir Karaeng Tompo menakhodai pasukan TRIPS/ALRI-PS (Persiapan Sulawesi) dan berpangkat Kapten. Ekspedisi TRIPS ini adalah kali kedua yang dilakukan pada tahun 1946 di bawah pimpinan Andi Muhammad Tahir Karaeng Tompo,”ujar H Andi Muh Fachrul Alamri Karaeng Tutu, Rabu (7/5).
Pasukan ini berhasil mendarat di Suppa, Pinrang. Ketika tiba di Makassar, ia membuat markas sementara di Jongayya atau, kediaman Arumpone Andi Mappanyukki.
“Beliau adalah pimpinan beberapa nama pejuang besar yang terkenal di Makassar, seperti Abdullah Daeng Sirua, Daeng Tata dan Ali Malaka. Nama beliau sendiri diabadikan oleh Pemerintah Kota Makassar dengan nama Jalan Muh. Tahir di Jongayya,”tururnya.
Andi Muhammad Tahir Karaeng Tompo tertangkap oleh pasukan Kapten Westerling di Makassar, kemudian dibawa berpindah ke Parepare, Kariango, dan selanjutnya ditenggelamkan di Laut Mara’bombang Suppa bersama Andi Makkasau dan Andi Mangkau. (*)