MAKASSAR,UJUNGJARI.COM-Saat ini seluruh dunia dilanda wabah virus covid-19 yang sangat memengaruhi seluruh dimensi kehidupan umat manusia termasuk pendidikan. Yang paling terasa adalah pelaksanaan proses pembelajaran yang biasanya tatap muka di kelas berubah menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring).

Hal ini terjadi di semua jenjang pendidikan. Mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi. Kondisi ini menuntut guru lebih kreatif dalam memproduksi media pembelajaran untuk membantu mereka dalam penyampaian materi. Media pembelajaran yang paling sering digunakan adalah video pembelajaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menjawab fenomena ini, Universitas Negeri Makassar sebagai kampus pencetak guru melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) peningkatan kompetensi guru dalam membuat dan mengedit video pembelajaran berbasis android di SMP Negeri 6 Makassar. Program ini dilakukan melalui workshop yang berlangsung di Hotel Aston Makassar, Senin (24/5).

Program kemitraan masyarakat yang sudah menjadi agenda tahunan UNM dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi ini menghadirkan dosen UNM, Dr Nurhikmah H., S.Pd., M.Si., dan Dr Awaluddin Muin, M.Sn sebagai narasumber. Hadir juga tim PKM dari mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana UNM.

Nurhikmah mengatakan workshop ini mendukung kelancaran pembelajaran blended learning dan membantu guru dalam penyempaian pembelajaran dan media video dapat dijadikan solusi.

“Sangat diperlukan kemampuan guru dalam memproduksi video pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, variatif, dan menyenangkan,” kata Nurhikmah.

Kepala SMP Negeri 6 Makassar, Dr. H. Munir, M.Ag mengapresiasi kegiatan ini. Menurut dia workshop ini penting saat pendidik dan tenaga pendidik SMP Negeri Makassar yang sedang menyiapkan pembelajaran new normal. Yakni perpaduan belajar tatap muka dan jarak jauh atau blended learning.

Hal sama disampaikan plt Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Nielma Palamba SH, M.AP saat membuka workshop. Menurut dia konsep pembelajaran tatap muka yang dicanangkan oleh pemerintah kota Makassar nantinya siswa dalam satu kelas hanya boleh diisi setengah dari jumlah siswa di kelas. Sisanya akan belajar melalui daring.

Workshop dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. 48 guru yang menjadi peserta semuanya mengenakan masker. Posisi duduk antarpeserta juga berjarak.