Oleh: Arifai Ilyas
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen FEB Unhas
SETIAP tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional sebagai tonggak penting dalam sejarah perjalanan menuju kemerdekaan. Tahun 2025 menandai peringatan ke-117, dengan tema yang penuh semangat dan makna: “Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi cerminan dari semangat kolektif bangsa yang terus berjuang menghadapi tantangan zaman demi mewujudkan cita-cita besar: Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Jejak Sejarah sebagai Cermin Masa Kini
Kebangkitan Nasional bermula dari berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Ini bukan sekadar lahirnya organisasi modern pertama di Indonesia, tetapi juga simbol lahirnya kesadaran kolektif bangsa untuk bangkit dari keterjajahan. Para pendiri Boedi Oetomo, seperti Dr Soetomo dan kawan-kawan, mengajarkan pentingnya persatuan, pendidikan, dan kemajuan sebagai kunci kemerdekaan.
Kini, lebih dari satu abad kemudian, bangsa Indonesia menghadapi bentuk penjajahan baru: ketimpangan sosial, ketergantungan ekonomi, krisis iklim, disrupsi teknologi, serta ancaman terhadap persatuan dan nilai-nilai kebangsaan.
Dalam konteks inilah, semangat Bangkit Bersama harus dihidupkan kembali bukan untuk melawan penjajah asing, tetapi untuk melawan stagnasi, ketertinggalan, dan ketidakadilan yang masih mengakar.
Makna Kebangkitan dalam Konteks Kekinian
Kebangkitan hari ini bukan lagi sebatas perjuangan fisik melawan kolonialisme, melainkan perjuangan kolektif untuk membangun kemandirian bangsa dalam berbagai aspek: ekonomi, teknologi, pendidikan, dan tata kelola pemerintahan. Tema “Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat” harus dimaknai sebagai ajakan kepada seluruh elemen masyarakat pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan rakyat untuk bergotong royong membangun negeri.
Di tengah era globalisasi dan digitalisasi, kebangkitan Indonesia tidak bisa berjalan secara sektoral atau terpisah. Kita butuh kolaborasi lintas sektor dan generasi untuk memperkuat fondasi bangsa.
Pendidikan harus mencetak SDM unggul, UMKM harus naik kelas dengan transformasi digital, birokrasi harus adaptif dan responsif, dan desa-desa harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Semua itu hanya bisa terwujud jika ada semangat kebersamaan.
Kemandirian Ekonomi sebagai Pilar Kekuatan
Salah satu pilar utama untuk mewujudkan Indonesia yang kuat adalah kemandirian ekonomi. Pandemi COVID-19 telah menjadi cermin rapuhnya ketahanan ekonomi nasional akibat ketergantungan pada impor, terutama dalam sektor pangan, energi, dan bahan baku industri. Ini menjadi pelajaran penting bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
Pemerintah telah mendorong berbagai inisiatif seperti hilirisasi industri, penguatan koperasi, ketahanan pangan lokal, dan digitalisasi UMKM. Namun, tanpa partisipasi aktif masyarakat dan dunia usaha, upaya ini akan berjalan lambat. Oleh karena itu, semangat kebangkitan nasional harus menjelma dalam gerakan ekonomi rakyat yang berbasis potensi lokal dan inovasi.
Koperasi, misalnya, harus menjadi motor penggerak ekonomi komunitas. Dengan adanya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih di setiap desa/kelurahan, negara memberi sinyal kuat bahwa ekonomi gotong royong adalah jalan terbaik menuju kemandirian dan pemerataan.
Transformasi Digital dan Inovasi Teknologi
Untuk menjadi bangsa yang kuat, Indonesia juga harus menjadi pemain utama dalam ekonomi digital dan inovasi teknologi. Saat ini, Indonesia memiliki potensi besar dengan bonus demografi dan penetrasi internet yang tinggi. Namun, tantangan literasi digital, kesenjangan infrastruktur, dan minimnya investasi riset harus segera dijawab.
Transformasi digital bukan hanya soal adopsi teknologi, tetapi juga perubahan cara berpikir. Pendidikan harus diarahkan untuk mencetak inovator, bukan hanya pencari kerja. Pemerintah harus menjadi fasilitator ekosistem inovasi, bukan sekadar regulator. Dunia usaha harus berinvestasi dalam riset dan pengembangan, bukan hanya mengejar keuntungan jangka pendek.
Jika semua pihak bersatu, Indonesia dapat melahirkan talenta digital unggulan, menciptakan teknologi sendiri, dan bahkan menjadi pusat ekonomi digital regional. Dalam konteks ini, kebangkitan nasional adalah kebangkitan inovasi.
Pemerataan Pembangunan dan Penguatan Daerah
Kebangkitan Indonesia juga tidak akan sempurna jika masih ada ketimpangan pembangunan antarwilayah. Kawasan perbatasan, daerah tertinggal, dan wilayah luar Jawa masih menghadapi tantangan akses infrastruktur, layanan dasar, dan lapangan kerja.
Oleh karena itu, pendekatan pembangunan harus berlandaskan keadilan spasial. Investasi dan kebijakan fiskal harus diarahkan untuk memperkuat kapasitas daerah, memberdayakan potensi lokal, dan memastikan bahwa pembangunan nasional tidak meninggalkan siapa pun. Program seperti Dana Desa, Tol Laut, dan digitalisasi layanan publik perlu dievaluasi dan diperkuat agar benar-benar berdampak langsung pada masyarakat akar rumput.
Kebangkitan nasional hari ini adalah kebangkitan daerah. Indonesia yang kuat adalah Indonesia yang tumbuh dari desa-desa yang mandiri dan kota-kota yang inklusif.
Persatuan dalam Keberagaman
Dalam perjalanan bangsa, persatuan adalah energi yang paling berharga. Di tengah polarisasi politik, konflik sosial, dan tantangan intoleransi, semangat Bangkit Bersama mengingatkan kita bahwa Indonesia dibangun atas dasar kebinekaan. Persatuan bukan berarti keseragaman, tetapi kemampuan hidup berdampingan dalam keberagaman.
Kebangkitan nasional harus menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila, mempererat solidaritas sosial, dan mendorong dialog antar kelompok. Media sosial harus menjadi ruang edukasi dan kolaborasi, bukan ladang disinformasi dan ujaran kebencian. Generasi muda harus menjadi agen pemersatu, bukan korban perpecahan.Indonesia yang kuat adalah Indonesia yang mampu menjaga harmoni dalam keberagaman.
Peran Generasi Muda sebagai Penentu Arah Bangsa
Generasi muda adalah pewaris dan sekaligus penentu arah masa depan bangsa. Di tangan merekalah semangat kebangkitan nasional akan menemukan bentuk baru yang relevan dengan zaman. Namun, mereka tidak boleh berjalan sendiri. Negara harus hadir melalui pendidikan yang berkualitas, akses terhadap peluang, dan perlindungan terhadap hak-hak generasi muda.
Program-program pengembangan kewirausahaan, inkubasi startup, pelatihan vokasi, dan kepemimpinan sosial harus diperluas. Ruang partisipasi anak muda dalam kebijakan publik harus dibuka. Sebab, kebangkitan Indonesia tak bisa ditunda-tunda dan harus dimulai sekarang oleh mereka yang akan memimpin negeri ini dalam satu-dua dekade ke depan.
Bangkit Bersama sebagai Gerakan Nasional
Lebih dari sekadar peringatan tahunan, Hari Kebangkitan Nasional harus menjadi gerakan nasional. Bangkit Bersama adalah ajakan untuk meninggalkan ego sektoral dan membangun sinergi. Ini adalah panggilan untuk semua pihak negara, pasar, dan masyarakat sipil untuk duduk bersama, bekerja bersama, dan maju bersama.
Pemerintah pusat harus menjadi pengarah visi besar, pemerintah daerah sebagai pelaksana kreatif, dunia usaha sebagai penggerak ekonomi, kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan, media sebagai pencerah publik, dan masyarakat sebagai pelaku utama perubahan. Jika ini bisa diwujudkan, maka Indonesia yang kuat bukan lagi impian, tetapi keniscayaan.
Harapan: Membangun Masa Depan dengan Semangat Kebangkitan
Memasuki usia ke-117 Kebangkitan Nasional, Indonesia dihadapkan pada peluang besar dan tantangan yang kompleks. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa bangsa ini selalu mampu bangkit dalam kondisi terpuruk sekalipun. Kuncinya adalah kebersamaan.
Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat bukan sekadar tema peringatan, tetapi arah perjalanan bangsa. Ini adalah seruan moral dan politik untuk membangun negeri ini dengan semangat gotong royong, inovasi, dan keadilan. Kini saatnya kita semua berhenti berjalan sendiri-sendiri.
Mari berjalan bersama, bangkit bersama demi Indonesia yang tidak hanya merdeka, tetapi juga kuat, adil, dan sejahtera bagi semua.