GOWA, UJUNGJARI.COM — Pelaksanaan program 100 hari Bupati Gowa Husniah Talenrang bersama Wabup Darmawangsyah Muin pasca pelantikan pada 20 Februari 2025 lalu telah berjalan hampir empat bulan atau 100 hari ini berjalan dengan baik dan tanpa menggunakan anggaran daerah atau APBD 2025.
Dalam program 100 Bupati dan Wabup Gowa ada lima item kegiatan yakni Gowa Bersih (Annangkasi), Gowa Cerdas (Caradde’), Gowa Sejahtera (Masunggu), Gowa Sehat (Salewangang) dan Gowa Aman (Masannang). Kelima kegiatan ini dibungkus dalam ‘Gowa Bersama’.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam penjabaran program ini secara detil adalah Gowa Bersih (Annangkasi) adalah gerakan pembersihan Kota Sungguminasa sebagai ikon Kabupaten Gowa meliputi area kompleks Kantor Bupati, kompleks rumah jabatan, objek wisata Balla Lompoa, rumah ibadah dan RTJ Syekh Yusuf.
Untuk Gowa Cerdas (Caradde’) adalah pembiasaan kepada siswa-siswi SD dan SMP membaca AlQuran minimal beberapa menit sebelum proses belajar mengajar. Gowa Sejahtera (Masunggu) adalah upaya penurunan kemiskinan ekstrem di 0 persen dan melakukan intervensi program yang langsung menyentuh ke masyarakat.
Untuk Gowa Sehat (Salewangang) merupakan giat pemeriksaan kesehatan dasar gratis bagi yang berulang tahun dan lansia serta penurunan angka prevalensi stunting. Sementara Gowa Aman (Masannang) adalah sinergitas dengan TNI Polri untuk mengurangi tingkat kerawanan di tingkat kecamatan dengan melakukan penerangan di titik-titik rawan kejahatan.
Terkait program 100 hari ini, akan berakhir dan hasil evaluasinya akan dijabarkan Pemerintah Kabupaten Gowa pada 25 Mei 2025 mendatang.
Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin pada saat memimpin rapat evaluasi program 100 hari kerja ini di Baruga Pattingalloang, kantor Bupati Gowa, pada Senin (19/5) kemarin mengatakan, evaluasi ini menitikberatkan pada capaian dan tindak lanjut program prioritas, khususnya penanggulangan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gowa.
Darmawangsyah menegaskan program ini harus menjadi langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sosial, terutama kemiskinan ekstrem. Dan Pemkab Gowa ingin mewujudkan angka 0 persen pada kemiskinan ekstrem ini.
Dalam penanganan kemiskinan ekstrem ini, Pemkab Gowa melakukannya tersistimatis dalam program 100 hari kerja tersebut. Pemkab melibatkan seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dengan sistem membina melalui Orang Tua Asuh (OTA).
“Untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem ini, Pemkab Gowa melakukan sistem OTA, OTA ini adalah para OPD. Jadi ada 371 keluarga miskin ekstrem ini ditangani dengan sistem OTA. Masing-masing keluarga miskin dibackup OTA. Jangan biarkan ada satupun keluarga miskin ekstrem terlewatkan apalagi waktu turun memantau di wilayah Mawang dan Bontonompo Selatan, saya masih melihat ada warga yang rumahnya sangat tidak layak huni. Dan saya minta ini harus segera ditangani, ” kata Wabup Gowa berharap angka Kemiskinan Ekstrem di Gowa yang saat ini masih 17 persen, bisa turun lagi bahkan hingga 0 (nol) persen.
Untuk penanganan miskin ekstrem di Kabupaten Gowa termasuk beberapa program Gowa Bersama lainnya, menurut Sekretaris Kabupaten Gowa Andy Azis Peter, sama sekali tidak ada yang menyentuh APBD.
“Semua program 100 hari yang dilakukan saat ini, baik untuk kegiatan pembersihan, kegiatan mengaji sebelum belajar, pengentasan miskin ekstrem, penurunan stunting dan layanan kesehatan gratis bagi yang berulang tahun dan lansia serta giat patroli peningkatan keamanan, semuanya tak menggunakan anggaran APBD. Semua itu dilakukan secara sukarela masing-masing OPD termasuk juga tingkat pimpinan seperti Ibu Bupati, Pak Wakil Bupati dan Sekda. Kami tak mengorek anggaran daerah, ” sebut Sekkab Gowa.
Andy Azis mengatakan, sistem sukarela berbasis gotong royong yang digunakan tersebut, membuktikan bahwa pemerintah hadir langsung membantu masyarakat.
“Meskipun tanpa anggaran APBD, hasil yang dicapai cukup signifikan dan bermanfaat langsung. Kita pun berharap, agar program Gowa Bersama ini dapat berlanjut menjadi kebijakan jangka panjang dan menjadi referensi dalam pembangunan daerah ke depan,” kata Andy Azis. –